Dokter di Sekayu Alami Kekerasan

NASIB Siswandi Pelaku yang Paksa Buka Masker Dokter Syahpri di RSUD Sekayu, Dijerat Pasal Berlapis

Seorang pria bernama Siswandi telah diamankan oleh Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Musi Banyuasin (Muba)

Penulis: Fajeri Ramadhoni | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Fajeri Ramadhoni
DIPERIKSA - Siswandi (kiri) salah seorang pelaku kekerasan terhadap dokter Syahpri menjalani pemeriksaan di Polres Muba, Rabu (28/8/2025) 

Ia dipaksa untuk membuka masker oleh keluarga pasien dan menerima intimidasi verbal yang membuatnya merasa terancam.

Bagi dr. Syahpri, insiden itu bukan sekadar serangan personal, melainkan ancaman terhadap profesi tenaga kesehatan (nakes) dan pelanggaran serius terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit yang dirancang untuk melindungi pasien dan petugas medis.

Merasa keselamatannya terancam, dr. Syahpri tidak tinggal diam. Didukung oleh manajemen RSUD Sekayu dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Muba, ia menempuh jalur hukum.

Tepat pada Rabu pagi, ia secara resmi membuat laporan di Polres Musi Banyuasin.

Langkah hukum yang diambil dr. Syahpri bukan didasari dendam, melainkan sebuah sikap untuk martabat profesi.

Ia berharap kasusnya menjadi yang terakhir, sebuah benteng agar tak ada lagi nakes yang mengalami hal serupa.

"Yang jelas, saya mewakili seluruh nakes di Indonesia, jangan sampai terjadi Syahpri-Syahpri yang lain. Jadi kita harus menentukan sikap, harus tegas," ujar dr. Syahpri dengan suara mantap usai membuat laporan.

Ia menyoroti betapa rentannya posisi para tenaga kesehatan, mulai dari perawat, dokter umum, hingga dokter spesialis, yang merupakan garda terdepan pelayanan. Sebuah ancaman bagi mereka adalah ancaman bagi seluruh sistem kesehatan.

"Untuk menjadi seorang dokter itu tidak mudah. Belum lagi dari biayanya yang luar biasa, dari waktu yang harus dibuang, meninggalkan istri-anak untuk sekolah, itu luar biasa," jelasnya, menyiratkan betapa besar pengorbanan yang dipertaruhkan jika profesi ini tidak dihargai dan dilindungi.

Pada hari yang sama saat laporan polisi dibuat, sebuah pertemuan mediasi digelar. Pria berbaju hitam yang mewakili keluarga pasien, yang dalam video tampak garang, kini hanya bisa terdiam dan sesekali tertunduk. 

Ia menyampaikan klarifikasi dan permohonan maaf.

Momen jabat tangan pun terjadi, menandai adanya itikad damai secara personal.

 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved