Dokter di Sekayu Alami Kekerasan

NASIB Siswandi Pelaku yang Paksa Buka Masker Dokter Syahpri di RSUD Sekayu, Dijerat Pasal Berlapis

Seorang pria bernama Siswandi telah diamankan oleh Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Musi Banyuasin (Muba)

Penulis: Fajeri Ramadhoni | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Fajeri Ramadhoni
DIPERIKSA - Siswandi (kiri) salah seorang pelaku kekerasan terhadap dokter Syahpri menjalani pemeriksaan di Polres Muba, Rabu (28/8/2025) 

Saat ini, penyidik tengah melengkapi berkas perkara Siswandi, sambil terus menelusuri jejak keterlibatan pihak lain.

Siswandi sendiri dijerat dengan pasal berlapis, termasuk Pasal 351 ayat (1) KUHP tentang penganiayaan, Pasal 336 ayat (1) KUHP, dan Pasal 335 KUHP terkait perbuatan tidak menyenangkan.

Siswandi diamankan oleh Satreskrim Polres Muba pada Senin (25/8/2025) malam di Desa Rantau Sialang, Kecamatan Sungai Keruh.

Ia diduga mengancam dr. Syahpri saat sedang melakukan visite pasien di ruang VIP RSUD Sekayu pada 12 Agustus 2025 lalu.

Polisi juga telah mengamankan beberapa barang bukti, termasuk rekaman video yang merekam insiden tersebut.

SALAMAN - Keluarga pasien Ismet Syaputra (kiri) bersalaman dengan Dokter Syahpri (kanan) saat dipertemukan di RSUD Sekayu, Rabu (13/8/2025).
SALAMAN - Keluarga pasien Ismet Syaputra (kiri) bersalaman dengan Dokter Syahpri (kanan) saat dipertemukan di RSUD Sekayu, Rabu (13/8/2025). (SRIPOKU.COM / Fajeri Ramadhoni)

Keluarga Pasien Buka Suara

Di balik tindakan emosional keluarga pasien, ada cerita tentang harapan yang pupus.

Ismet Syaputra, anak dari pasien, mengungkapkan bahwa pemicunya adalah akumulasi kekecewaan terhadap pelayanan yang ia anggap tidak sepadan dengan status pasien VIP ibunya.

Mereka masuk RSUD Sekayu pada hari Jumat. Meskipun kondisi sang ibu membaik, mereka harus menunggu hingga hari Selasa, atau empat hari lamanya, untuk bisa bertemu dengan dokter spesialis.

“Kami memilih pelayanan umum atau VIP karena ingin pelayanan maksimal. Kalau dokter tidak ada saat akhir pekan, apa bedanya dengan BPJS?” keluh Ismet.

Puncak frustrasinya terjadi saat ia merasa diabaikan. Hasil tes dahak yang ia yakini sudah ada sejak Sabtu baru dibahas pada hari Selasa. Ketika ia meminta penjelasan, jawaban yang ia terima justru menyulut amarahnya.

“Bagaimana saya bisa bersyukur melihat ibu saya terbaring sakit?” ungkapnya. “Saya tersulut emosi dan meminta dokter melepas masker untuk memastikan beliau benar dokter atau bukan,” aku Ismet, menjelaskan momen yang terekam dalam video viral itu.

 

Bermula dari Video dan Ancaman

Kisah ini meledak ketika sebuah video pendek menyebar cepat di dunia maya. Dalam rekaman tersebut, dr. Syahpri yang tengah bertugas memeriksa pasien, diduga mendapatkan perlakuan tak pantas.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved