Kasus Dugaan Korupsi di Kemendikbud

PENAMPAKAN Laptop Chromebook yang Menjerat Nadiem Makarim Dugaan Korupsi, Pantas Kepsek Ngeluh

Pengakuan kepala sekolah (kepsek) soal Chromebook terungkap dari segi penggunaan dan juga kondisinya.

Editor: pairat
Misbahudin/TribunBanten.com
PENGAKUAN KEPALA SEKOLAH - Kepala SMP Negeri 5 Cikulur, Lebak, mengaku sekolahnya menerima bantuan Chromebook sebanyak 15 unit dari Kemendikbudristek pada 2022. 

Ia menambahkan, bahwa Chromebook tersebut jarang digunakan dalam kegiatan pembelajaran harian.

Ia mengeluhkan penggunaan yang terbatas.

"Penggunaannya terbatas karena harus terkoneksi terus dengan listrik dan jaringan internet. Selain itu, kalau sekarang ini perangkatnya juga sudah tak idel lagi, sering macet dan cepat panas,” tambahnya.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Disdikbud Natuna, Umar Wirahadi Kusuma, membenarkan bahwa sejumlah sekolah di Natuna memang pernah mendapatkan bantuan laptop Chromebook.

“Ada beberapa sekolah dari jenjang SD hingga SMP yang menerima. Laptop itu memang digunakan untuk keperluan ANBK dan pembelajaran digital siswa,” jelasnya.

Namun Umar mengakui penggunaan Chromebook memang bergantung pada kesiapan masing-masing sekolah, terutama dari sisi infrastruktur.

Di Banten Juga Terima

menerima bantuan Chromebook sebanyak 15 unit
PENGAKUAN KEPALA SEKOLAH - Kepala SMP Negeri 5 Cikulur, Lebak, mengaku sekolahnya menerima bantuan Chromebook sebanyak 15 unit dari Kemendikbudristek pada 2022.

SMP Negeri 5 Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, juga tercatat sebagai salah satu sekolah penerima bantuan Chromebook sebanyak 15 unit.

"Iya, kami menerima Chromebook sebanyak 15 unit pada tahun 2022," ujar Kepala SMP Negeri 5 Cikulur, Teti, Rabu (16/7/2025).

Ia menjelaskan, Chromebook tersebut digunakan oleh siswa dan guru untuk keperluan pembelajaran, khususnya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

"Digunakan untuk siswa belajar TIK, dan guru juga memanfaatkannya untuk mengajar. Jadi sejak datang, langsung kami gunakan," katanya.

Teti mengaku bahwa bantuan tersebut sangat membantu proses belajar mengajar, terutama bagi siswa dari keluarga ekonomi menengah ke bawah.

"Sangat membantu sekali. Secara ekonomi, siswa kami tidak semuanya mampu. Apalagi kalau pembelajaran TIK harus membawa laptop sendiri, tentu tidak semua bisa," ucapnya.

"Walaupun jumlah unitnya tidak banyak, tapi kami merasa sangat terbantu," sambungnya.

Ia menambahkan, pengiriman bantuan dilakukan langsung dari pusat tanpa melalui Dinas Pendidikan setempat.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved