Mimbar Jumat
Darussalam yang Sehat: Menjaga Kebersihan sebagai Ibadah dalam Kehidupan Sehari-hari
FENOMENA buang sampah sembarangan belakangan ini semakin marak terjadi di kota Palembang, sebuah kota yang dikenal dengan julukan "Darussalam,"
Menjaga Kebersihan Lingkungan di Masa Nabi Muhammad SAW
Rasulullah SAW sendiri memberikan teladan luar biasa dalam hal menjaga kebersihan.
Salah satu kisah yang sangat terkenal adalah bagaimana Nabi Muhammad SAW menjaga kebersihan masjid. Di masjid Nabawi, misalnya, beliau selalu memastikan bahwa masjid tetap bersih dari kotoran, baik itu dari sampah maupun dari debu. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang membersihkan masjid, maka Allah akan membersihkan hatinya."
Selain itu, ada kisah ketika Nabi Muhammad SAW menegur sahabat yang membuang sampah sembarangan di jalan. Beliau menekankan bahwa menjaga kebersihan lingkungan adalah bagian dari iman.
Sebagaimana dalam hadis, "Menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah." (HR. Muslim). Hadis ini mengajarkan bahwa menjaga kebersihan jalan, yang sering kali dipenuhi dengan sampah, adalah bentuk amal jariyah yang berpahala.
Tanggung Jawab Individu dalam Menjaga Kebersihan
Sejarah Islam juga mengajarkan bahwa kebersihan adalah tanggung jawab setiap individu.
Dalam konteks kehidupan sosial, Islam menekankan bahwa setiap Muslim bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungannya. Misalnya, pada zaman khalifah Umar bin Khattab, beliau membentuk sistem pengelolaan sampah yang sangat baik di kota-kota besar seperti Madinah.
Setiap warga diwajibkan untuk menjaga kebersihan di sekitar rumahnya, dan pemerintah menyediakan fasilitas untuk pengumpulan sampah secara terorganisir. Ini adalah contoh awal dari manajemen kebersihan kota yang berakar dari ajaran Islam.
Khalifah Umar bin Khattab juga sangat memperhatikan kebersihan pasar. Beliau memerintahkan agar pasar-pasar dibersihkan secara rutin, tidak hanya untuk menciptakan kenyamanan berbelanja tetapi juga untuk memastikan bahwa tidak ada potensi penyebaran penyakit yang disebabkan oleh sampah dan kotoran.
Dalam hal ini, kebersihan bukan hanya tentang estetika, tetapi juga tentang menjaga kesehatan dan keselamatan publik.
Selama masa kejayaan peradaban Islam, kebersihan telah menjadi aspek penting yang tercermin dalam berbagai sistem kehidupan. Di kota-kota besar seperti Baghdad, Cordoba, dan Kairo, pengelolaan kebersihan lingkungan telah menjadi bagian dari kebijakan publik. Bahkan, pada masa itu, kota-kota ini dikenal dengan sistem saluran air yang maju dan fasilitas pembuangan sampah yang terorganisir.
Di Cordoba, misalnya, terdapat sistem pembuangan sampah yang sangat efisien yang didukung dengan kebijakan kebersihan yang ketat. Setiap warga diwajibkan untuk menjaga kebersihan rumah dan sekitarnya, dan mereka yang melanggar peraturan kebersihan akan dikenakan denda.
Sistem ini menunjukkan betapa pentingnya kebersihan dalam masyarakat Islam, yang tidak hanya dibatasi oleh ajaran agama tetapi juga diatur oleh kebijakan publik untuk kepentingan bersama.
Selain itu, dalam aspek medis, kebersihan juga menjadi perhatian besar dalam sejarah Islam. Banyak ilmuwan Muslim seperti Ibn Sina (Avicenna) dan Al-Razi yang menulis tentang pentingnya kebersihan dalam menjaga kesehatan. Ibn Sina, misalnya, dalam karyanya "Al-Qanun fi al-Tibb" menguraikan betapa pentingnya menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan untuk mencegah penyakit. Konsep-konsep ini sangat mempengaruhi sistem kesehatan di dunia Islam pada masa itu dan masih relevan hingga saat ini.
Fenomena Sampah Sembarangan di Palembang: Sebuah Tantangan bagi Kota Darussalam
Palembang, sebagai salah satu kota besar di Indonesia, menghadapi tantangan besar dalam hal kebersihan.
Meskipun Pemerintah Kota Palembang telah berusaha untuk mengatasi masalah ini dengan berbagai kebijakan, termasuk penyediaan tempat sampah di ruang publik, faktanya masih banyak warga yang tidak disiplin dalam membuang sampah pada tempatnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.