Sederet Fakta Terbaru Sidang SYL, Mulai Beli Rompi Antipeluru hingga Bawa Nama Presiden Jokowi

Fakta terbaru yang mencuat dalam sidang lanjutan kasus mantan Mentan SYL dari beli rompi antipeluru hingga bawa nama Presiden Jokowi

Editor: adi kurniawan
Tribunnews.com
Fakta terbaru yang mencuat dalam sidang lanjutan kasus mantan Mentan SYL dari beli rompi antipeluru hingga bawa nama Presiden Jokowi 

"Betul seperti ini?" tanya lagi Jaksa.

"Betul," sahut Kasdi.

Kemudian Jaksa pun coba menggali sejauh mana pengetahuan Kasdi perihal sumber uang yang dikatakannya berasal dari Kementan.

Namun, Kasdi mengklaim tak ada penjelasan detail dari Muhammad Hatta kenapa uang itu bisa bersumber dari patungan para pejabat.

"Kalau Pak Hatta sendiri ceritanya bagaimana sehingga saksi sendiri bisa menjelaskan itu uangnya sumbernya dari Kementan?" tanya Jaksa.

"Saya tidak diceritakan detail Pak Hatta," terang Kasdi.

5. Bawa Nama Jokowi

Dalam sidang kemarin, SYL kembali menyebut Presiden Joko Widodo.

Bahkan, nama Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin pun disinggung.

SYL membahas soal permintaan 20 persen untuk kegiatan kunjungan kerja atau kunker Menteri Pertanian.

Dalam sidang sebelum-sebelumnya, para eselon satu di Direktorat Jenderal (Ditjen) bersaksi adanya permintaan 20 persen yang ditindaklanjuti dengan pungutan atau uang sharing.

"(Anggaran) 20 persen diskresi. Diskresi itu isinya bencana alam, refocusing yang direncanakan oleh Bapak Presiden melalui Menteri Keuangan," katanya.

Menurut SYL, diskresi itu menjadi petunjuk Presiden terutama pada mentalisasi Kementerian Pertanian dalam menjaga ketahanan pangan pada saat pandemi Covid-19.

Keterangan ini sekaligus digunakan SYL untuk merespons kesaksian Kasdi Subagyono terkait penggunaan uang sharing untuk membiayai perjalanannya ke daerah-daerah di dalam maupun ke luar negeri.

Sebelumnya, Kasdi mengatakan, uang yang dikumpulkan dari para eselon satu digunakan untuk membayar sewa pesawat dan menutupi sisa pembayaran lainnya pada saat SYL melakukan perjalanan dinas di dalam maupun luar negeri, termasuk ke Arab Saudi.

"Kalau begitu perlu kah menggunakan kata extraordinary dari Presiden atau diskresi terhadap kegiatan menangani pangan rakyat, perlukah? Dengan katakanlah terpaksa harus cover, harus pakai uang itu?" tanya SYL kepada Kasdi.

 

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved