Berita Ogan Ilir

6 Pekan Kasus Pembunuhan Pemilik Warkop di Ogan Ilir Belum Terungkap, Kini Warung Sepi Pembeli

Sejauh ini, belum ada tanda-tanda kasus bakal terungkap dan para pengusaha warkop seputaran TKP merasa resah.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Fadhila Rahma
dokumentasi polisi
TKP pembunuhan pemilik warkop di Jalan Lintas Palembang-Prabumulih wilayah Indralaya Utara. 

SRIPOKU.COM, INDRALAYA - Enam pekan berlalu setelah kasus pembunuhan pemilik warung kopi (warkop) di jalan lintas Palembang-Prabumulih wilayah Ogan Ilir.

Sejauh ini, belum ada tanda-tanda kasus bakal terungkap dan para pengusaha warkop seputaran TKP merasa resah.

Warung kopi milik korban diketahui hanya berjarak sekitar 500 meter dari Mapolres Ogan Ilir.

Kapolres Ogan Ilir AKBP Andi Baso Rahman, melalui Kasat Reskrim AKP Muhammad Ilham mengatakan, ada dua pelaku yang dicurigai pada kasus ini.

"Identitas para pelaku sudah tahu. Yang jelas bukan warga Ogan Ilir," kata Ilham kepada wartawan di Indralaya, Minggu (9/6/2024).

Polisi kini sedang memburu para pelaku yang diduga kabur ke luar wilayah Sumatera Selatan.

"Doakan kami. Identitas sudah tahu, Insya Allah bisa dapat," ucap Ilham.

Baca juga: Ditinggal Rekan Saat Maling Sawit, Jajang Warga Tungkal Jaya Muba Terciduk Petugas Keamanan

Baca juga: Dua Kurir Narkoba di OKU Diciduk Satres Narkoba Polres Ogan Komering Ulu Polda Sumsel

Korban tewas bernama Fitra (23 tahun) dianiaya di warung kopi miliknya tepatnya di wilayah Desa Permata Baru, Kecamatan Indralaya Utara.

Kronologi tewasnya Fitra diungkapkan istri korban bernama Monika.

Menurut Monika, suaminya itu memergoki dua orang pria yang tidak bayar tagihan kopi saat nongkrong di warkop pada Sabtu (27/4/2024) pagi sekira 05.00.

Korban lalu meminta kedua pria tersebut membayar, namun malah kabur.

Saat berupaya menagih pembayaran, korban ditusuk menggunakan pisau oleh para pelaku.

Korban mengalami luka tusuk di dada kiri dan sejumlah luka sayatan di beberapa bagian tubuh.

"Orangnya itu (pelaku) badannya kurus dan satunya lagi kekar," ungkap Monika.

Tak hanya suami, Monika juga mengalami luka sabetan pisau di bagian perut.

Setelah menganiaya monika dan korban, kedua pelaku mengendarai sepeda motor matic itu kabur ke arah Palembang.

Korban yang terluka parah dibawa ke Rumah Sakit Ar-Royyan Indralaya dan meninggal dunia saat coba diberi pertolongan. 

"Kami sudah lapor ke Polres Ogan Ilir," kata Monika.

Kasus pembunuhan ini pun berdampak pada para pelaku usaha serupa di seputaran TKP.

Dampak yang dirasakan para pemilik warkop di jalan lintas Palembang-Prabumulih itu yakni menurunnya omzet karena pengunjung takut.

Salah seorang pemilik warkop bernama Dahlia mengungkapkan, sejak peritistiwa pembunuhan tersebut, suasana berubah total.

"Yang tadinya ramai pengunjung kalau malam, sekarang sepi. Sekarang warkop di sini seperti kuburan," ungkap Dahlia ditemui terpisah.

Jika biasanya dalam semalam Dahlia dapat meraup pendapatan hingga Rp 500 ribu, kini ia dia hanya mampu mengantongi uang tak sampai Rp 50 ribu.

Menurut Dahlia, kasus pembunuhan ini menjadi pukulan telak bagi dia dan pemilik warkop lainnya di seputaran TKP.

"Orang tidak mau datang karena takut kalau terjadi keributan seperti kemarin,'" tutur Dahlia.

Wanita 40 tahun ini menambahkan, citra buruk warung pinggir jalan pun semakin melekat karena selalu dikaitkan dengan penyakit masyarakat dan kriminal.

Padahal Dahlia mengaku di warkop miliknya hanya menjual kopi, minuman ringan dan makanan ringan.

"Memang ada yang jual miras di tempat lain, tapi di tempat kami tidak. Sekarang kami yang kena dampak peristiwa ini," sesalnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved