Cegah Stunting Sejak Awal, Peran Keluarga Esensial

Begitu besar peran keluarga dalam kehidupan, Michael J. Fox pun berkata, "Family is not an important thing. It's everything."

Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM/Istimewa
Marpaleni MA, PhD Marpaleni, MA, Ph.D adalah lulusan PhD program Population and Geography dari Flinders U-niversity of South Australia. Saat ini bekerja sebagai Statistisi Madya di BPS Provinsi Sumatera Selatan. 

IKPS dibentuk dengan mempertimbangkan 6 (enam) dimensi, yaitu kesehatan, gizi, perumahan, pangan, pendidikan, dan perlindungan sosial.

Selama dua tahun terakhir, angka IKPS Nasional cenderung meningkat, dari sebesar 66,1 tahun 2019 menjadi sebesar 67,3 tahun 2020.

Capaian IKPS 2019-2020 menunjukkan dimensi pangan adalah dimensi dengan capaian IKPS tertinggi.

Sebaliknya, dimensi perlindungan sosial menjadi dimensi dengan capaian indeks terendah.

Namun demikian, sebaran data IKPS menurut provinsi menunjukkan jarak yang cukup tinggi antara capaian IKPS provinsi tertinggi dan terendah. IKPS provinsi tertinggi tahun 2020 adalah sebesar 79,3 (DI Yogyakarta) dan terendah sebesar 43,3 (Papua).

Perbedaan IKPS antar provinsi mencerminkan adanya variasi pelaksanaan program penanganan stunting yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

Sementara itu, tingginya selisih IKPS tertinggi dan terendah mengindikasikan adanya ketimpangan penanganan stunting antar wilayah di Indonesia.

Kondisi di Sumatera Selatan sendiri menunjukkan, IKPS Sumsel masih lebih rendah dibanding angka Nasional, yaitu sebesar 61.7 tahun 2020 dan sebesar 60.2 tahun 2019.

ilustrasi
Update 24 Januari 2022. (https://covid19.go.id/)

Mencegah Stunting di Level Keluarga
Penanggulangan stunting bukanlah tanggung jawab pemerintah semata.

Semua pihak, termasuk keluarga, diharapkan turut berpartisipasi aktif.

Kontribusi keluarga dalam penanganan stunting krusial dan berpengaruh besar.

Dengan mengadopsi tipologi Beatty seperti tersebut dalam Knowledge and Control in Health Promotion (1991), edukasi untuk pencegahan stunting pada level keluarga bisa dilakukan dengan empat cara, yaitu dengan promosi ajakan kesehatan, aksi legislatif, konseling pribadi dan pembangunan komunitas.

Contoh ajakan kesehatan misalnya dengan mengedukasi keluarga tentang pola makan bernutrisi dan bergizi seimbang, menganjurkan untuk memberikan ASI eksklusif tanpa makanan pendamping apapun sampai anak berusia satu tahun dan memberikan imunisasi lengkap pada anak.

Selain itu keluarga juga bisa diedukasi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dalam rangka memantau tumbuh kembang anak, atau berpartisipasi aktif dalam kegiatan posyandu.

Keluarga dapat berkontribusi mencegah stunting pada setiap fase kehidupan.

Mulai dari janin dalam kandungan, hingga bayi lahir, tumbuh menjadi balita, remaja, menikah, hamil, dan seterusnya.

Sehingga, penting bagi keluarga menjaga ibu hamil agar terhindar dari kehamilan dengan pertumbuhan janin tak sehat.

Andil keluarga juga substansial dalam mengawal proses setelah kelahiran, utamanya sampai 1000 HPK.

Saat anak dalam kandungan, keluarga sebaiknya memastikan ibu hamil mendapatkan nutrisi terbaik dan mendampinginya memeriksakan kandungan secara rutin.

Saat bayi telah lahir, keluarga perlu juga memastikan bahwa si bayi mendapatkan ASI eksklusif hingga usia enam bulan.

Penting juga bagi keluarga memahami pentingnya pemberian makanan pendamping ASI yang berkualitas, membawa bayi rutin ke Posyandu dan memberikan imunisasi lengkap.

Dan seterusnya.

Selain itu, dalam upaya pencegahan stunting, keluarga juga perlu mengedepankan perbaikan pola asuh dan pola makan serta peningkatan akses air bersih dan sanitasi di rumah tangganya.

Prevalensi stunting di Indonesia tidak dapat dianggap remeh.

Upaya pencegahan menjadi prioritas penting.

Namun demikian, penanggulangan stunting memerlukan sinergitas lintas sektor dari berbagai kementrian dan lembaga juga pemerintahan dan swasta.

Koordinasi lintas sektor dari pusat hingga daerah krusial untuk mendukung terlaksananya seluruh rancangan program-program penanggulangan stunting dalam berbagai dimensi, mulai dari dimensi pangan hingga dimensi perlindungan sosial, sehingga bisa saling seiring sejalan.

Sejatinya, stunting adalah persoalan kesehatan yang dapat dicegah dengan intervensi gizi spesifik dan sensitif oleh penyedia layanan kesehatan yang terampil.

Namun, pencegahan stunting perlu dilakukan sejak awal. Untuk itu, peran keluarga dan kebijakan yang berorientasi pada pemberdayaan keluarga sangat esensial.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved