Berita Palembang
Diminta Sumsel Bayari Subsidi LRT Palembang, Gubernur Sumsel Herman Deru : Dak Mau Saya
kalau LRT yang selama ini dibangga-banggakan jelang Asian Games lalu bukanlah aset milik daerah melainkan aset milik negara.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Welly Hadinata
Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Gubernur Sumsel H Herman Deru SH MM menolak pernyataan anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo Soekartono yang mengusulkan agar subsidi operasioan Light Rail Transit (LRT) dicabut dan dibebankan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel beserta Pemerintah Kota Palembang.
Mantan Bupati OKU Timur dua periode ini mencoba meluruskan kalau LRT yang selama ini dibangga-banggakan jelang Asian Games lalu bukanlah aset milik daerah melainkan aset milik negara.
"Itu aset pusat dan itu pengelolaannya dikelola oleh PT KAI. PT KAI kan tidak hanya mengelola LRT saja tapi angkutan lainnya seperti batubara, dari angkutan itukan mendapat untung juga. Jadi jangan ketika rugi, dilempar ke kita yang disuruh bayar. Dak mau saya," tegas menantu mantan Walikota Palembang H Husni usai rapat Paripurna DPRD Sumsel, Kamis (31/1/2019).
• Dua Nama Eks Napi yang Diumumkan KPU Pusat Berasal dari Pagaralam
• Jasad Masdar Ditemukan di Pinggiran Sungai Ogan Pemulutan, Jarak Satu Km dari Rumahnya
• BREAKING NEWS : Buruh Angkut Ditemukan Tewas di Bawah Jembatan Ampera
Menurutnya, uusulan yang disampaikan anggota Komisi V DPR RI tidak seharusnya serta merta disampaikan tanpa ada koordinasi terlebih dahulu dengan penerintah daerah.
"Jika DPR RI punya inisiatif seperti itu harusnya berkoordinasi dan berdiskusi terlebih dahulu dengan Pemprov Sumsel maupun Kota Palembang," ujarnya.
Ketua DPRD Sumsel HM Aliandra Gantada SH MH menambahkan, agar pemerintah pusat dan daerah perlu duduk bersama mencari solusi untuk penyelesaian masalah operasional LRT yang tak sebanding dengan pendapatannya.
"LRT ini aset negara, sehingga tidak ada tanggung jawab daerah untuk membantu biaya operasional maupun lainnya. Tapi kita sebagai daerah yang sudah mendapatkan pembangunannya ada kewajiban membantu dan memberikan solusi agar masalah biaya operasional ini bisa tertutupi," kata Gantada.
Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Sumsel Bidang Kehormatan juga menyebut, pemerintah pusat dan daerah perlu melakukan kajian khusus.
• Subsidi LRT Palembang Senilai Rp 123 Miliar Pertahunnya Dicabut, Begini Tanggapan PT KAI Divre III
• Manfaat LRT Tak Menyentuh Masyarakat Menengah ke Bawah, Komisi V DPR RI Minta Stop Subsidi LRT
• Ini Alasan LRT Terkesan Belum Maksimal Atasi Kemacetan di Palembang
Pertama bagaimana pihak PT KAI selaku operator dapat menarik minat masyarakat agar menggunakan LRT sebagai moda transportasi.
Kedua pemerintah daerah bisa menjadikan LRT ini sebagai salah satu wisata bagi masyarakat dan wisatawan yang sedang berkunjung ke Palembang
"Operator harus meningkat sosialisasi. Nanti kita bicara juga dengan kota Palembang mungkin bisa menjadi objek wisata sehingga bisa menjadi pendapatan untuk membantu biaya operasioal," kata pria yang akrab disapa Antak.
Ia menyangsikan jika pemerintah pusat menarik subsidinya.
Sebab tidak akan mungkin karena anggaran pemerintah daerah baik Pemprov Sumsel maupun Pemkot tidak akan mampu menutupinya.
"Tarif yang mahal tidak mungkin terjangkau oleh masyarakat jika subsidi dicabut dan APBD Sumsel pun tidak akan mampu sehingga perlu terobosan-terobosan untuk meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan LRT ini," terang Gantada.
• Biaya Listrik LRT Capai 7 Miliaran, Langkah Ini yang Dilakukan Kemenhub Tambah Penghasilan LRT
• Pembangunan LRT Jangan Dijadikan Komoditas Kritikan Politik untuk Merebut Simpati Calon Pemilih
• Per 1 Januari 2019 Kota Palembang Bebas Bus Kota. Warga Diimbau Naik Bus Transmusi atau LRT