Berita Palembang
Manfaat LRT Tak Menyentuh Masyarakat Menengah ke Bawah, Komisi V DPR RI Minta Stop Subsidi LRT
Anggota Komisi V DPR RI, Bambang Haryo Soekartono mengatakan untuk itu subsidi dari pemerintah pusat itu faktanya tidak tepat sasaran. "Masa orang
Penulis: Siti Olisa | Editor: Siti Olisa
Laporan wartawan Sripoku.com, Siti Olisa
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Subsidi untuk LRT sebesar Rp 123 miliar setahun dinilai tak tepat sasaran oleh Komisi V DPR RI Kota Palembang.
Pernyataan ini dilontarkan karena LRT dianggap tidak memberikan manfaat untuk masyarakat menengah ke bawah, LRT hanya digunakan untuk penumpang yang akan menuju bandara, mal,mal besar, dan perkantoran.
Anggota Komisi V DPR RI, Bambang Haryo Soekartono mengatakan untuk itu subsidi dari pemerintah pusat itu faktanya tidak tepat sasaran. "Masa orang kaya masih harus disubsidi, jadi kami mengharapkan untuk ke depannya jangan lagi minta disubsidi, karena memberatkan anggaran APBN kita, utang ke luar negeri saja sudah mencapai Rp 5000 triliun, kalau pun masih harus disubsidi pemerintah daerahnya lah yang harus bergerak, Pemrov Sumsel dan Pemkot Palembang," ujarnya.
• Pastikan Berobat Gratis Berjalan, Wabup Lahat Cek Langsung ke Rumah Sakit Tanya Pasien
• Jelang Rakornas Forsesdasi di Kaltim, Nasun Umar Pimpin Rapat di Jakarta
• Ramah Tamah dengan Bupati OKU dan Jajaran ini Pesan H Herman Deru
Bambang menyayangkan tak ada integrasi LRT dengan moda transportasi lainnya, padahal menurunnya dana yang digelontorkan untuk pembangunan LRT ini tak sedikit.
"Dana yang digunakan untuk membangun LRT bukan dana yang kecil, banyak dana yang sebenarnya akan digunakan untuk provinsi lain dialihkan ke sini semua, kalau manfaatnya cuma sebatas kereta wisata atau bandara dan mal saja sangat disayangkan," ujarnya.
Bambang mengatakan harusnya pemerintah daerah seperti Pemprov Sumsel dan Pemkot Palembang menyiapkan moda transportasi lainnya dan itu bisa dibuat paket, misalnya terintegrasi dengan moda tranportasi darat, air dan stasiun kereta api.
Selain itu Bambang juga menilai sistem pembayaran LRT ini juga tidak memihak kepada masyarakat menengah ke bawah.
• PKL Siswa SMK-PP Negeri Sembawa Lakukan Vaksinasi DOC Ayam Arab di BPTU HPT Sembawa
• Tambah Pengetahuan, Siswa SMK PP Negeri Sembawa PKL Rutin di PTPN VII Betung Krawo
• HD Membuka Colorfull Muaraenim Festival 2019, Festival Durian Sambil Menikmati Wisata Alam Bedegung
"Jadi setelah saya rasakan LRT ini memang untuk orang kaya, saya tadi kaget bayarnya harus pakai kartu, harganya Rp 25 ribu dan harus isi saldo minimal Rp 10 ribu. Iya kalau saya punya uang, kalau penumpang lain yang uangnya pas-pasan gimana, saya yakin banyak yang gak jadi naik LRT gara-gara hal ini," ujarnya
Sedangkan Executive Vice President (EVP) PT KAI Divre III Palembang Anang Yoyo mengatakan, bahwa memang benar pendapatan LRT hanya 10 persen dari biaya operasional.
"Idealnya untuk bisa menutupi biaya oprasional itu 30 ribu penumpang per hari. Namun untuk saat ini kalau hari biasa 2500-3000 penumpang dan saat weekend bisa sampai 5000 penumpang. Dengan jumlah tersebut pencapaiannya baru 20 persen," ucapnya.
Ia pun mengatakan, bahwa untuk menarik minat masyarakat menggunakan LRT sudah dilakukan sosialisasi kepada anak-anak, mulai dari SD, SMP, SMA hingga kuliah. Tujuannya untuk mengenalkan LRT dan agar lebih diminati.
===