Mata Siswi SD Lebam Usai Pulang Sekolah

Bukan Karena Kekerasan, Dokter Spesialis Ungkap Penyebab Siswi SD di Palembang Alami Mata Merah

Seorang dokter spesialis mata mengungkapkan bahwa kondisi mata merah dan bengkak yang dialami siswi kelas 1 berinisial F

|
Editor: Odi Aria
Instagram
PENJELASAN DOKTER- Sejumlah dokter ikut angkat bicara soal kasus heboh bocah SDN 150 Gandus Palembang yang alami mata merah. Dokter menjelaskan hal tersebut bukan karena kekerasan. 

Ringkasan Berita:
  • dr. Riani Erna, Sp.MK., dokter spesialis mata dari RS Fatimah dan RSMH Palembang, menjelaskan bahwa kondisi mata merah dan bengkak yang dialami siswi SDN 150 Palembang berinisial F diduga kuat bukan akibat kekerasan fisik
  • Menurutnya korban mengalami peradangan akibat infeksi atau virus
  • dr Riani menyebutjika penyebabnya karena pukulan, biasanya hanya satu mata yang terdampak, sedangkan pada kasus F kedua mata tampak merah dan bengkak

SRIPOKU.COM, PALEMBANG– Di tengah maraknya isu dugaan penganiayaan yang menyeret seorang guru di SDN 150 Palembang, muncul analisis medis yang memberikan perspektif berbeda.

Seorang dokter spesialis mata mengungkapkan bahwa kondisi mata merah dan bengkak yang dialami siswi kelas 1 berinisial F diduga kuat bukan disebabkan oleh kekerasan fisik, melainkan faktor alamiah akibat infeksi.

dr. Riani Erna, Sp.MK., dokter spesialis mata dari Rumah Sakit Fatimah dan RSMH Palembang, menyampaikan bahwa dari hasil analisis klinis, gejala yang dialami F lebih mengarah pada peradangan akibat infeksi atau virus.

“Menurut perspektif dokter, mata merah dan bengkak yang dialami siswi tersebut disebabkan oleh adanya peradangan pada mata karena infeksi dan virus,” ujar dr. Riani, Senin (3/11/2025).

Ia menambahkan, kondisi tersebut diperkuat oleh keterangan orang tua F yang menyebutkan bahwa sebelum kejadian, mata anaknya memang sudah tampak merah walaupun belum parah.

Jika dibiarkan tanpa penanganan, peradangan tersebut dapat menyebabkan mata semakin merah, bengkak, bahkan membuat selaput mata tampak berdarah.

Menurut dr. Riani, ciri-ciri mata yang mengalami kekerasan fisik biasanya berbeda. Luka akibat pukulan umumnya hanya terjadi pada satu sisi mata, sedangkan pada kasus F, kedua matanya tampak merah dan bengkak, sehingga kecil kemungkinan disebabkan oleh benturan atau pukulan.

“Itu bukan akibat pukulan dan juga bukan karena terlalu lama menggunakan handphone,” tegasnya.

Ia menjelaskan, bahwa saat infeksi atau virus menyerang tubuh, sistem imun menjadi lemah sehingga memicu peradangan pada organ-organ sensitif seperti mata, hidung, atau mulut mirip gejala infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Dalam kasus F, infeksi tersebut menyerang bagian mata, kemungkinan disertai gejala awal seperti demam, lemah, dan lesu.

dr. Riani menekankan pentingnya penanganan dini, seperti istirahat cukup, memperbanyak minum air putih, dan segera memeriksakan diri ke dokter agar peradangan tidak semakin parah hingga menyebabkan pembuluh darah pecah di mata.

Meski kondisi tersebut tidak berbahaya dan tidak menyebabkan kebutaan, penyembuhan akan berlangsung lebih lama bila dibiarkan tanpa pengobatan. Ia juga mengingatkan agar tidak mengucek mata terlalu kuat karena dapat menggores kornea dan mengganggu penglihatan.

“Yang perlu diwaspadai adalah kebiasaan mengucek mata terlalu keras. Jika kornea tergores, itu yang bisa mengganggu penglihatan,” pungkasnya.

Kata Dokter Bedah

drg Mirza salah seorang dokter kenaam di Indonesia sempat membagikan sebuah chat dengan dokter bedah.

Saat itu dokter bedah tersebut menyebut F kemungkinan bukan terkena penyakit pertusis lantaran ciri-cirinya tidaklah sama.

Pertusis, atau batuk rejan, adalah infeksi saluran pernapasan yang sangat menular, disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. 

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved