Mimbar Jumat

Tiga Masjid Pondasi Peradaban Islam

Masjid Al-Haram adalah masjid paling kuno. Al-Qur’an menyebutnya sebagai rumah pertama yang dibangun di bumi.

Editor: Yandi Triansyah
Dokumen Pribadi
H. Firdaus, SH. Ketua DPW BKPRMI Sumsel 

Zakariya sebagai marbot masjid, Yahya dan Maryam sebagai remaja masjid. Maryam ditempa dalam mihrab khusus, menjadi wanita terbaik sepanjang masa. Jika Masjidil Haram mengajarkan status dan kesucian, Aqsha mengajarkan pengelolaan, pendidikan, dan karakter penjaga moral umat.

Masjid Nabawi

Masjid ini menjadi titik temu peradaban. Di sinilah terbentuk Piagam Madinah: kesepakatan besar antara komunitas berbeda pandangan, termasuk Yahudi dan Muslim.

Masjid Nabawi bukan hanya tempat ibadah, tetapi pusat pemerintahan, pendidikan, militer, ekonomi, dan sosial. Masjidil Haram adalah lembah air mata. Masjid Al-Aqsha adalah bangunan bergelimang darah.

Masjid Nabawi adalah masjid peradaban. Di Makkah, manasik dimulai dari perjuangan seorang wanita: Hajar. Di Aqsha ada istri Imran dan Maryam. Di Madinah ada pintu khusus perempuan: Bab an-Nisa’ yang masih difungsikan hingga kini. Bukti bahwa Islam tidak menyingkirkan perempuan.

Masjid Al-Haram memiliki Ismail sebagai remaja masjid Aqsha melahirkan Yahya, Isa, dan Maryam.Nabawi membina Abu Hurairah dan para sahabat besar. Inilah fungsi masjid yang sesungguhnya.

Tiga Masjid, Dua Pilihan Mulia

Quran tidak membiarkan kita hanya takjub. Ia menggugah: “Apakah kamu menganggap memberi minum jamaah haji dan mengurus Masjidil Haram sama dengan orang yang beriman, hijrah, dan berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama…” (At-Taubah 19–20).

Dua pilihan mulia, pertama menjadi pengurus masjid dan dimuliakan.atau menjadi orang beriman, berhijrah, berjuang dengan harta dan jiwa—lebih tinggi derajatnya.

Jika kini Islam menjulang megah, ingat: semuanya bermula dari petak tak beratap, lantai berdebu, tanpa jendela. Tempat yang tidak bisa melindungi dari hujan dan angin kencang. Sahabat menyeka kening karena debu menempel saat sujud.

Bahkan orang asing pernah mengencinginya karena dianggap bangunan kosong. 

Namun di situlah para sahabat tinggal, belajar dan disatukan. Masjid Nabawi adalah tempat diajarkan peristiwa langit dan bumi, masa lampau dan masa depan.

Dari petak itu lahir prajurit penakluk dunia. Mereka melihat dunia hanya tempat singgah, lalu menggunakan hidup untuk mempersembahkan karya terbaik kepada Sang Pencipta.

Dari motivasi itulah untaian ajaran Islam sampai ke Nusantara. Dan kini, 1400 tahun setelah petak itu dibangun, kita masih bisa meminum hikmahnya dan menjadikannya bekal hidup.

Dari Masjidil Haram mari belajar tentang tauhid, ketaatan, dan totalitas penghambaan. Ka’bah adalah pusat arah hidup seorang Muslim: semua kembali kepada Allah, bukan kepada dunia.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved