Berita Palembang

Duduk Perkara Kasus Dugaan Bullying di SDN 133 Palembang

Viral dugaan kasus bullying seorang siswa SDN 133 Palembang yang dilakukan kakak kelasnya.

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Hartati
KASUS BULLYING - Kondisi SDN 133 Palembang yang viral kasus dugaan bullying di sekolah tersebut, Senin (17/11/2025) 

Sementara A menyatakan bahwa ia ingin tetap sekolah dan tidak dibully lagi dan sekolah sudah memberikan jaminan bahwa tidak akan ada lagi tindakan pembulian terhadap A maupun siswa lainnya.

Sekolah menduga persoalan telah selesai sebab Senin (10/11/2025) A tetap sekolah seperti biasa bahkan menjadi petugas upacara yang membacakan teks Pancasila.

Petugas upacara itu sendiri bukan ditunjuk guru tapi inisiatif siswa itu sendiri.

"Saat itu tidak ada tanda A trauma sebab dia ceria dan menjalankan tugas sebagai petugas upacara dengan lantang dan tanpa kendala, jauh tapi penyataan yang dibuat orangtuanya bahwa A trauma," ujar Ana.

Sekolah Tawarkan Konsultasi ke Psikolog Atasi Trauma

Ana wali murid kelas 6 mengatakan sekolah juga sempat memberikan opsi agar A dibawa konsultasi ke psikolog karena disebut trauma efek kena bully.

Namun niat sekolah itu tidak ditanggapi oleh Juwita karena dia hanya diam saja saat sekolah memberikan opsi itu.

Namun demikian, kasus ini kembali melebar setelah Juwita membagikan kronologi versinya sendiri melalui sebuah akun media sosial, yang kemudian menjadi viral dan ramai diberitakan media massa.

Dalam pernyataan yang Juwita minta keadilan agar siswa yang membuka anaknya diberi hukuman setimpal agar tahu efek bully bisa membuat anak trauma dan enggan belajar.

"Bahkan Dinas Sosial langsung turun mengecek ke rumah A untuk memastikan apakah benar jadi korban bully atau tidak," tambah Ana.

Namun hingga kini Dinas Sosial batal datang ke sekolah untuk konfirmasi ulang mengenai kasus A ini sehingga sekolah juga menunggu saja kelanjutan kasusnya.

Setelah A sempat masuk sekolah dan jadi petugas upacara pada Senin (10/11/2025), esok harinya A tidak sekolah dan sejumlah guru menjenguk langsung A ke rumahnya pada Selasa (12/11/2025).

Saat itu kondisi A memang panas namun suhunya masih termasuk normal bukan demam tinggi.

Saat ditemui sekolah minta agar A menuliskan kronologis lengkap kasus yang menimpa A biar sekolah tahu.

Kemudian A menulis lah mengenai apa yang menimpanya dan guru berinisiatif memberikan bantuan pendamping psikolog ke siswa tersebut.

Orangtua Minta Maaf langsung ke rumah

Ita, orangtua Ap mengakui anaknya itu melontarkan kata kanker botak, tapi itu hanya sebatas candaan saja.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved