Berita Palembang

Daftar 4 SPBU di Palembang Stop Layani Pengisian BBM Solar, Aturan Baru untuk Atasi Kemacetan

Kebijakan ini ditujukan kepada pengelola SPBU dan pemilik atau pengelola angkutan orang maupun barang di Kota Palembang.

|
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Odi Aria
sripoku.com/syahrul
ANTREAN - Suasana antrean kendaraan biosolar di SPBU Demang Lebar Daun Palembang, Rabu (12/11/2025). Empat SPBU di Palembang kini tak lagi layani pembelian BBM solar. 

Ringkasan Berita:
  • Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menerbitkan Surat Edaran Nomor 500.10.1/082/SE/dESDM/2025 yang mulai berlaku 17 November 2025
  •  Aturan ini mengubah mekanisme pengisian Solar di Kota Palembang untuk mengatasi kemacetan akibat antrean BBM
  • Dalam aturan baru tersebut, pengisian Solar kini dibatasi hanya pada malam hari pukul 22.00–04.00 WIB di sejumlah SPBU
  • Empat SPBU di pusat kota tidak lagi diperbolehkan menyalurkan solar karena dianggap memicu kepadatan lalu lintas

SRIPOKU.COM, PALEMBANG– Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru resmi menerbitkan surat edaran Nomor: 500.10.1/082/SE/dESDM/2025 yang mengatur ulang mekanisme pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) wilayah Kota Palembang.

Surat edaran tersebut ditetapkan pada Senin, 17 November 2025, dan langsung berlaku efektif dengan evaluasi setiap tiga bulan.

Kebijakan ini ditujukan kepada pengelola SPBU dan pemilik atau pengelola angkutan orang maupun barang di Kota Palembang.

Pemerintah Provinsi Sumsel mengambil langkah ini setelah rapat koordinasi bersama Badan Pengatur Hilir Migas RI, Ditlantas Polda Sumsel, PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, serta DPD II Hiswana Migas.

Tujuannya adalah untuk mengurai kemacetan akibat antrean pengisian Solar di sejumlah SPBU.

Dalam kebijakan baru ini, jam layanan Solar yang sebelumnya tersedia sepanjang jam operasional kini dibatasi mulai pukul 22.00–04.00 WIB di beberapa SPBU yang ditunjuk.

Selain itu, beberapa SPBU di pusat kota tidak lagi diperbolehkan menyalurkan Solar, terutama yang berada di lokasi dengan tingkat kepadatan lalu lintas tinggi.

SPBU yang Tidak Lagi Menyediakan Solar:

  1. SPBU 2430108 – Jalan Demang Lebar Daun
  2. SPBU 2430127 – Jalan Demang Lebar Daun
  3. SPBU 2430222 – Jalan Jenderal Ahmad Yani Plaju
  4. SPBU 2430110 – Jalan Celentang Kenten – Sako

SPBU yang Melayani Solar Hanya pada Pukul 22.00–04.00 WIB:

  1. SPBU 2430134 – Jalan H.M Noerdin Pandji
  2. SPBU 2430129 – Jalan Raya Tanjung Api-api
  3. SPBU 2430117 – Jalan Letjen Harun Sohar
  4. SPBU 2430108 – Jalan Sultan Mahmud Badaruddin II KM 12
  5. SPBU 2430105 – Jalan MP Mangku Negara
  6. SPBU 2430108 – Jalan RE Martadinata
  7. SPBU 2430112 – Jalan Wolter Monginsidi Plaju Pusri
  8. SPBU 2430116 – Jalan R. Soekamto
  9. SPBU 2430111 – Jalan Kolonel H. Burlian KM 7
  10. SPBU 2430123 – Jalan MP Mangku Negara
  11. SPBU 2430202 – Jalan Y. Amal Kel. 7 Ulu
  12. SPBU 2430120 – Jalan KH Wahid Hasyim
  13. SPBU 2430129 – Jalan Kimerogan Pal 7 Kertapati
  14. SPBU 2430129 – Jalan Gubernur H. Bastari

SPBU yang Tetap Melayani Selama Jam Operasional:

  1. SPBU 2430128 – Jalan Bypass Musi II
  2. SPBU 2430118 – Jalan Merdeka
  3. SPBU 2430121 – Jalan Mayor Jenderal Yusuf Singa Dikane
  4. SPBU 2430124 – Jalan Bypass Soekarno Hatta
  5. SPBU 2430111 – Jalan R. Sukamto
  6. SPBU 2430123 – Jalan MP Mangku Negara
  7. SPBU 2430202 – Jalan Letjen Harun Sohar
  8. SPBU 2430105 – Jalan Demang Lebar Daun
  9. SPBU 2430129 – Jalan Soekarno Hatta

Aturan pembatasan ini tidak berlaku bagi kendaraan pengangkut barang kebutuhan pokok (essential goods).

Kendaraan jenis ini tetap dapat mengisi Solar di seluruh SPBU Palembang selama masih membawa muatan yang dibuktikan dengan surat jalan resmi.

Pengawasan dan Sanksi

Pemprov Sumsel meminta seluruh pengelola SPBU mematuhi aturan ini. Pelanggaran dapat dikenakan sanksi mulai dari administratif hingga pencabutan izin operasional.

SPBU juga diwajibkan memasang spanduk pemberitahuan agar masyarakat mendapat informasi yang jelas.

Kabid SPBU DPD II Hiswana Migas Sumbagsel, Arman WP, menyampaikan bahwa lembaganya hanya bertindak sebagai penyalur dan mengikuti keputusan rakor bersama pemerintah.

"Surat edaran itu hasil rakor bersama Gubernur, jadi kita sebagai lembaga penyalur tentulah mematuhi hasil tersebut dengan bijak," ujarnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved