Opini
Strategi Hidup Dalam Komunitas
RASULULLAH bersabda bahwa bagi siapa yang keluar dari jamaah walau sejengkal, maka sungguh telah terlepas ikatan Islam dari lehernya
Hakikat sedekah adalah berbisnis dengan Allah. Rumusannya melibatkan Allah dan tertolong karena bantuan Allah (Muslim, 299).
Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Karenanya sedekah menjadi sebuah solusi guna menjawab datangnya musibah sebagai ketetapan Allah.
Metodenya yaitu pada saat ditimpa kesulitan justru merupakan waktu yang tepat untuk membantu menyelesaikan kesulitan orang lain.
Bagaimana manusia bisa memikirkan kesulitan orang lain di tengah masalah yang sedang ia hadapi, hal ini sesungguhnya mencerminkan kemuliaan akhlak yang dimilikinya.
Meskipun tidak bisa dihitung dengan logika matematika, hubungan ini sebagai pola simbiosis mutualisme yaitu manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan dibutuhkan oleh orang lain.
Keutamaan berikutnya dari kebersamaan adalah dilipatgandakan pahala. Tidak sama nilai dan hasil yang diperoleh dari pekerjaan yang dilakukan secara individu atau secara berkelompok.
Hal ini dapat dilihat misalnya pada pelaksanaan shalat. Shalat berjamaah lebih utama dibandingkan shalat sendirian sebanyak 27 derajat (al-Bukhariy, 609).
Pemahaman makna hadis adalah bahwa shalat berjamaah melampaui shalat sendirian dengan keunggulan 27 kali. Satu shalat yang dilakukan sendirian terlampaui 27 kali lipat dari pelaksanaan shalat yang dilakukan secara berjamaah (al-Haitami, 7, 370).
Perhitungan 27 kali lipat tersebut dinisbatkan kepada setiap rukun yang dilakukan dalam shalat (al-Jamal, 5, 14).
Tiga macam keutamaan tersebut hanyalah bagian kecil dari keutamaan yang diberikan oleh Allah bagi hamba yang membangun komunitas dan berkomitmen di dalamnya untuk bersilaturahmi. Karena Islam tidak hanya memperhatikan hubungan dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan antara sesama manusia (Q.S. 3, 12).
Tidak sedikit dari ayat al-Quran yang menyampaikan perintah melakukan hubungan baik dengan Tuhan bersamaan dengan perintah untuk berbuat baik kepada sesama (Q.S. 107, 1-7). Lima perkara yang membuktikan keislaman seseorang dibangun dengan dua hubungan baik.
Tahap pertama dengan cara mempersaksikan ketuhanan Allah dan kerasulan Muhammad. Melaksanakan shalat yang secara simbolis gerakannya mencerminkan kepasrahan terhadap Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah.
Kesempurnaan ketaatan kepada Allah ada tahap berikutnya bersilaturahmi yaitu membangun hubungan baik dengan sesama manusia.
Pembuktian ketaatan kepada Allah dilanjutkan dengan mengerjakan perbuatan sosial berupa membayar zakat dan merasakan problematika sosial dengan cara berpuasa.
Tidak makan dan minum di siang hari merupakan empati yang diajarkan oleh Allah. Merasakan apa yang dirasakan oleh komunitas yang tidak mampu untuk membeli makan dan minum.
Dekan Fakultas Ushuluddin
Pemikiran Islam Dirda LPPK Sakinah Kota Palembang
Prof. Dr. Hj. Uswatun Hasanah M.Ag
Jurang Kesenjangan ala Wakil Rakyat |
![]() |
---|
Pengangguran Terdidik di Sumsel: Kesenjangan Kompetensi dan Kebutuhan Sektor Ekonomi |
![]() |
---|
Apakah Lebih Tepat Bung Hatta Disebut Bapak Ekonomi Kerakyatan, Bukan Lagi Bapak Koperasi ? |
![]() |
---|
Apakah Lebih Tepat Bung Hatta Disebut Bapak Ekonomi Kerakyatan, Bukan Lagi Bapak Koperasi ? |
![]() |
---|
Menilik Kualitas Kesehatan Penduduk Kota Palembang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.