Berita UMKM

Kisah Fridar Pemilik Toko Roti HAMADA Legendaris di PALI, Belajar dari Orang Belanda

Tahun 1986-an toko roti yang ada di Jalan Cemara, Komplek Pertamina (Komperta) Pendopo, Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI, Sumatera Selatan

|
SRIPOKU.COM / Apriansyah Iskandar
Fridar (71) saat mengelola adonan roti di dapur produksi Toko Roti HAMADA miliknya di Jalan Cemara Komperta Pendopo Talang Ubi Kabupaten PALI yang telah berdiri sejak 1986, Jumat (2/8/2024) 

Bagi Sobirin, toko roti HAMADA ini bukan hanya sekedar tempat untuk menjual roti, tapi juga merupakan bagian dari warisan keluarga yang tetap harus dipertahankan nya.

"Alhamdulillah, masih beguyur dan tetap dipertahankan. Meski di jaman sekarang tidak seperti dulu, ada penurunan Omzet sekitar 40 persen. Tapi alhamdulilah tetap menjadi sumber penghidupan keluarga sehari-harinya. Dan juga perjuangan ibu saya memulai usaha ini bersama keluarga, tentunya bukan hal yang muda hingga masih bisa bertahan sampai saat ini," kata Sobirin.

Sobirin juga tetap optimis dalam mengembangkan usaha keluarga nya yang telah dikelola sejak puluhan tahun lalu, meski harus bersaing dengan usaha roti di era masa kini.

"Intinya rezeki sudah Tuhan atur, tinggal kita berusaha, dengan kekuatan yang ada, dengan nama yang sudah ada sejak lama, kita tetap optimis bertahan di era masa kini," ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan, salah satu alasan usaha toko roti yang dikelola ibu nya bertahan hingga kini, karena management pengelolaan sumber modalnya tidak bergantung pada pinjaman modal dari Bank.

"Sebenarnya saya juga tertarik untuk mengembangkan usaha dengan melakukan pinjaman modal. Namun saya tetap ingat pesan orang tua saya, meski secara bertahap, karena tidak memiliki hutang, sehingga usaha ini tetap berjalan dan konsisten berproduksi karena tidak terbebani harus memikirkan biaya cicilan perbulan," ujarnya.

Ia juga mengatakan saat ini toko roti HAMADA sudah memiliki sertifikat NIB dan sudah disertifikasi Halal meski dalam packaging masih tetap biasa saja, karena belum memiliki modal untuk membuat packaging yang lebih menarik.

Pemasaran toko roti HAMADA saat ini bergantung dari para pelanggan dan pesanan dari perusahaan dan pemerintah setempat.

Selain itu, untuk mengamankan bisnis ini, Sobirin juga memanfaatkan media sosial sebagai promosi toko roti HAMADA.

Harga roti yang dijual pun bervariasi dan sangat terjangkau, seperti roti tawar HAMADA yang tetap diminati pelanggan hingga kini, dijual dengan harga Rp 20 ribu.

"Untuk harga bervariasi, dari Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu rupiah. Alhamdulillah untuk Omzet bersihnya setelah dipotong untuk gaji karyawan, modal dan lain-lainnya, dalam sebulan kita bisa menghasilkan Rp 5 juta," tandasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved