Berita UMKM
Gelar PKM di Ogan Ilir, UIGM Palembang Pasarkan Kerajinan Kain dan Purun Burai di Platform Digital
Salah satu fokus utama dalam program tersebut adalah pemanfaatan pewarna alami untuk benang, kain, dan purun.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Universitas Indo Global Mandiri (UIGM) melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) KEDAIREKA yang bertajuk program pembinaan Industri Rumah Tangga Usaha Mikro (IRT-UM) berbasis kemitraan 2024, pembinaan dan peningkatan skala usaha Irt-Um melalui pemanfaatan pewarna alam benang, kain dan purun pada kelompok usaha perajin di Desa Burai Ogan Ilir yang dipimpin Dr Herri Setiawan.
Dr Herri Setiawan, mengatakan salah satu fokus utama dalam program tersebut adalah pemanfaatan pewarna alami untuk benang, kain, dan purun, yang menjadi produk unggulan bagi kelompok usaha tersebut
Desa Burai memiliki sekitar 40 pelaku usaha yang tersebar di wilayah desa. Selain kelompok IRT yang bergerak dalam usaha tenun Songket Burai Indah, terdapat pula kelompok usaha kerajinan Purun Warna-Warni (Purwani) yang menghasilkan produk anyaman purun.
Anyaman purun adalah kerajinan tradisional yang banyak digunakan masyarakat Sumatera Selatan, terbuat dari tanaman purun yang mudah ditemukan di lahan basah dan rawa-rawa.
Kerajinan ini tidak hanya menjadi produk lokal yang diminati, tetapi juga berkontribusi dalam revitalisasi ekonomi dan restorasi gambut di Indonesia.
Dalam program ini, masyarakat diajak untuk mengembangkan keterampilan mereka melalui pelatihan dan peningkatan pengetahuan dalam berbagai aspek, seperti manajemen kelembagaan, pengelolaan keuangan, serta pemasaran berbasis digital.
Selain itu, pelatihan tentang desain ragam hias motif kain tenun songket, kain jumputan, dan purun juga diberikan. Semua upaya ini dilakukan untuk membantu kelompok usaha agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi mereka.
Kendati produk-produk unggulan dari kelompok IRT ini memiliki potensi yang besar, tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan dalam hal pemasaran dan manajemen usaha.
Produk mereka saat ini masih dipasarkan dengan cara yang tradisional, seperti melalui penitipan di toko-toko, pemasaran dari mulut ke mulut, atau berdasarkan pesanan saja. Hal ini menghambat perkembangan dan meningkatkan potensi pendapatan yang lebih besar.
Selain itu, metode produksi yang masih konvensional dan kuantitas produksi yang rendah menjadi kendala utama. Banyak produk yang belum dapat memenuhi permintaan pasar, dan hingga kini mereka belum memiliki tempat penjualan khusus seperti toko atau galeri. Ditambah lagi, belum ada pemanfaatan optimal dari teknologi digital untuk memasarkan produk mereka ke pasar yang lebih luas.
Tim Universitas Indo Global Mandiri berkomitmen untuk membantu masyarakat desa Burai mengatasi tantangan ini dengan memberikan pelatihan digital marketing, branding, dan pengemasan produk.
Harapannya, dengan pemahaman yang lebih baik tentang pemasaran berbasis teknologi, kelompok usaha ini dapat memaksimalkan peluang pasar, meningkatkan volume produksi, dan mencapai pelanggan yang lebih luas.
Pelatihan ini juga meliputi strategi pengelolaan usaha yang lebih modern dan efisien, sehingga pendapatan kelompok usaha dapat meningkat secara signifikan.
“Dengan pemanfaatan media digital, branding yang tepat, serta pengemasan produk yang menarik, kami yakin produk-produk ini dapat dikenal lebih luas dan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat,” ujar Ketua Tim Pengabdiam Masyarakat Universitas Indo Global Mandiri, Dr. Herri Setiawan, Jumat (13/12/2024).
Program ini diharapkan tidak hanya memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat Desa Burai, tetapi juga membuka peluang untuk meningkatkan perekonomian lokal, memperkenalkan produk-produk tradisional yang kaya akan budaya, dan menciptakan peluang pasar yang lebih besar.
Kisah Inspiratif Dari Guru Honorer Bergaji Rp 70 Ribu, Desy Kini Sukses Bisnis Kuliner yang Mendunia |
![]() |
---|
Teruskan Usaha Sang Ayah, Pria di PALI Tetap Bertahan Jualan Es Kapal Jajanan Legend Tahun 80-an |
![]() |
---|
Harga Terong Anjlok, Petani di Musi Rawas Terpuruk, Ongkos Jual Tak Sebanding dengan Biaya Pupuk |
![]() |
---|
Mengenal Lesehan Terapung Ngas As OKU Selatan, Kulineran Sembari Melihat Pemandangan Danau Ranau |
![]() |
---|
Harga Anjlok, Tanaman Kangkung di Musi Rawas Dijadikan Pakan Ternak oleh Petani |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.