Liputan Khusus
Taktik Licik Pelaku Arisan Bodong Gaet Ratusan Korban, Cari Mangsa Lewat Pamer Kemewahan di Medsos
Namun masih ada saja masyarakat yang tergiur dan hingga jadi korban meski mereka berasal dari kalangan berpendidikan dan berkecukupan.
Penulis: Leni Juwita | Editor: Odi Aria
SRIPOKU.COM--Arisan bodong atau investasi bodong terus saja makan korban. Padahal sudah banyak kejadian, laporan polisi, hingga viral di media sosial dan massa.
Namun masih ada saja masyarakat yang tergiur dan hingga jadi korban meski mereka berasal dari kalangan berpendidikan dan berkecukupan.
Kejadian terakhir adalah kasus arisan dengan tersangka pelaku DRP asal OKU yang berhasil meraup Rp 6,3 miliar versi polisi atau Rp 3 miliar seperti diakui pelaku. Korbannya pun dari beragam kalangan.
Penelusuran Sripo terhadap korban-korban DRP, banyak alasan yang mendasari untuk ikut arisan, mulai dari iseng, terpengaruh teman, hingga terbuai bujuk rayu langsung oleh pelaku. Terungkap pula ada yang memang semata-mata mengejar keuntungan secara instan.
Apalagi pelaku kerap membuai calon korban dengan pamer perhiasan emas dalam dan tumpukan uang ratusan ribu, ruko untuk usaha, serta mobil baru yang dipertontonkan melalui media sosialnya (medsos).
Latar belakang para korban juga beragam seperti ibu rumah tangga, pedagang, dan pengusaha.
Sn seorang korban arisan sebenarnya ibu rumah tangga yang hidupnya pas-pasan. Suaminya pekerja serabutan dengan penghasilan yang tidak menentu.
Sn mengaku tergiur gara-gara ikut-ikutan teman. Padahal dia sendiri tidak kenal tersangka. Namun banyak teman-temannya yang sudah masuk arisan membuat ibu satu anak ini tanpa pikir panjang ikut berinvestasi Rp 1 juta.
Sedangkan SS pengusaha laundry di Baturaja mengaku awalnya tak tertarik. Namun karena DRP yang menjadi pelanggan terbaiknya dan sering ngobrol akrab, akhirnya terpedaya dengan iming-iming bahwa arisan bersifat kekeluargaan dan siapa yang membutuhkan uang bisa langsung menarik.
“Rasa mimpi aku harus kehilangan duit puluhan juta dalam sekejap,” tutur SS dengan kesal.
Padahal lanjut SS uang itu dikumpulkannya dengan sudah payah, dengan kerja keras, berhemat dan menabung untuk keperluan sekolah anak.
Korban lain yang enggan menyebut identitasnya mengatakan, memakai uang yang rencananya digunakan untuk menunaikan ibadah umroh. Ternyata uangnya malah amblas.
Perlu Proses dan Bertahap
Pengamat sosial dari Kabupaten OKU, Faisal Saleh menyatakan prihatin banyaknya korban arisan bodong dalam kasus terbaru. Ia berpesan kepada warga OKU jangan mudah terjebak dengan janji janji untung cepat, untung besar dan kaya cepat.
Menurutnya semua harus berpikir ada proses yang harus dilalui dengan benar dan bertahap.
Faisal juga menyoroti semakin canggihnya teknologi yang membuat semua orang begitu cepat dan mudah mendapatkan berita atau informasi.
Duit Receh Rp500-Rp100 Tak Laku di Sumsel, Pedagang hingga Pembeli Ogah Terima Uang Logam |
![]() |
---|
Warga Masih Buang Sampah di Lahan Kosong, Diberi Umpatan pun Tak Digubris |
![]() |
---|
40 Manhole Trotoar di Palembang Hilang Dicuri, Lengah Bisa Kejeblos di Lubang |
![]() |
---|
Mengintip Bisnis Kos di Sekitar Kampus, Rp 10 Juta Hanya Kamar |
![]() |
---|
Peternak Gelisah Penyakit Mulut dan Kuku Masuk Sumsel, Takut Mewabah Seperti Corona |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.