Ini Kejahatan Pertama yang Dilakukan Heriyanti Anak Akidi Tio Pemberi Dana Rp 2 Triliun untuk Sumsel
Terkuak kejahatan pertama yang pernah dilakukan Heriyanti, anak bungsu mendiang Akidi Tio, sebelum masalah dana Rp 2 triliun untuk Sumsel.
Heriyanti, anak bungsu Alm Akidi Tio diketahui telah melakukan aksi penipuan, sebelum kasus sumbangan Rp 2 Triliun bikin geger publik.
Hal tersebut diketahui, usai Polda Sumsel melakukan penyelidikan terkait jejak rekam dan sepak terjang Heriyanti alias Ahong.
Saat ini Heriyanti pun telah ditetapkan sebagai tersangka dan sedang dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Dir Intelkam Polda Sumsel, Kombes Pol Ratno Kuncoro mengatakan, setelah adanya penyerahan simbolis bantuan Rp 2 T pada pekan lalu, Polda Sumsel langsung membentuk beberapa tim untuk menelusuri kepastian dana sumbangan tersebut.
Setelah data dan barang bukti lengkap, aparat kepolisian langsung bergerak mengamankan tersangka.
"Sejak tanggal 26 Juli tim sudah bergerak menggali data dan bukti.
Saat ini saudari Heriyanti telah ditetapkan tersangka dan dilakukan penyelidikan lebih lanjut," ujarnya usai jumpa pers di Kantor Gubernur Sumsel, Senin (2/8/2021).
Dijelaskannya, untuk saat ini baru Heriyanti yang ditetapkan tersangka.
Polda Sumsel pun terus melakukan penelusuran untuk mencari tersangka lainnya.
"Ini kasus kedua yang dilakukan oleh tersangka. Untuk kasus yang pertama nanti akan dijelaskan Kapolda Sumsel," tegas Kuncoro.
Ia menambahkan, untuk saat ini pihaknya masih mengusut apa motif dan tujuan tersangka yang menyebarkan informasi palsu sumbangan Rp 2 T tersebut.
• Bantuan 2 Triliun dari Keluarga Akidi Tio jadi Bahan Candaan di Twitter, Satu Indonesia Kena Prank
Tersangka Heriyanti sendiri akan dikenakan dengan pasal UU No 1 Tahun 1996 pasal 15 dan 16 tentang membuat kegaduhan di hadapan publik.
Kuncoro menegaskan, pihaknya bakal mengusut tuntas permasalahan tersebut agar tak mengganggu penanganan Covid-19 di Sumsel.
"Motifnya masih kita dalami, untuk saat ini tersangka satu orang. Kita juga sedang periksa saksi inisila H lainnya untuk menggali fakta lainnya," terangnya.
Bilyet Giro
abid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi, buka suara terkait kejelasan dana Rp 2 triliun untuk Sumsel yang disumbangkan keluarga mendiang Akidi Tio.
Supriadi mengatakan, jika setelah melakukan pengecekan dan klarifikasi pada pihak Bank Mandiri yang ada di Palembang, pihaknya mengetahui jika uang di Bilyet Giro milik Heriyanti tidak mencapai Rp 2 triliun.
"Setelah dilakukan verifikasi dan pengecekan, ternyata saldo di Bilyet Giro yang bersangkutan tidak mencukupi saldo.
Namun untuk secara terperinci, nominal yang ada di saldo bilyet giro tersebut tidak dapat diberikan oleh pihak bank, karena hal tersebut merupakan rahasia dari nasabah yang sangat dijaga oleh pihak bank," jelas Supriadi dalam rilis di gedung Ditreskrimun Polda Sumsel, Selasa (3/8/2021).
Dirinya juga menjelaskan jika dalam masalah kejelasan uang 2 triliun ini Heriyanti berstatus sebagai saksi.
• Apa Beda Bilyet Giro, Giro dan Cek? Berikut Penjelasan soal Istilah Penting dalam Dunia Perbankan
"Harusnya hari ini yang bersangkutan kembali diperiksa, namun karena kondisinya sedang tidak sehat maka akan kita jadwalkan ulang pemeriksaannya," jelasnya.
Dikesempatan yang sama, Supriadi membenarkan jika Heriyanti saat ini tengah dalam kondisi tidak sehat, sehingga harus ditundanya pemeriksaan pada anak bungsu almarhum Akidi Tio tersebut.
"Sakitnya baru tadi. Kita juga akan melakukan pengecekan kembali, dan memastikan kondisi Heriyanti.
Sejauh ini kita belum bisa pastikan sakit apa yang saat ini dialami oleh yang bersangkuta," jelas Kabid Humas Polda Sumsel.
Disinggung kapan pastinya dana Rp 2 triliun untuk Sumsel dari mendiang Akidi Tio ini bisa dicarikan, Supriadi bersama segenap perwira polisi yang hadir pada giat rilis ini tak memberikan komentar.
Mereka terus berlari menghindari awak media dan menutup press release sehingga belum didapat secara pasti kapan uang berjumlah fantastis itu bisa dicairkan.
Heriyanti dikabarkan mengalami sesak napas dan mendapatkan perawatan intensif dari dokter Dinkes Sumsel.
Sejak pagi para petugas kepolisian berpakaian preman telah bersiaga di kediaman Heriyanti.
Namun Heriyanti dan keluarga tampak memilih bertahan di dalam rumah karena menghindari kejaran awak media.
Salah seorang petugas kepolisian pada pukul 12.30, di kediaman Heriyanti sempat berkodinasi dengan Rudi suami Heriyanti bahwa akan berangkat dari rumah pukul 13.00.
Satu unit mobil jenis mitsubishi outlander pun tampak dari siang telah disiagkan di teras Heriyanti untuk membawanya keluar dari rumah.
"Pak, pak stand by ya. Pukul 13.00 kita akan keluar," ujar salah seorang petugas.
"Iya siap," ujar Rudi dari dalam garasi rumahnya.
Hingga pukul 16.00, Heriyanti tampak masih berada di dalam rumahnya.
Para petugas pun masih tampak berjaga-jaga di depan kediaman Heriyanti.