Hari Kartini
Antara Siti Nurbaya dan RA Kartini
Gaung peringatan hari RA Kartini 21 April masih terasa semarak.Bagi anak-anak TK dan SD, mungkin perayaan hari tersebut identik baju khas nusantara
Bila ia dimintai tolong oleh suaminya, ia merasa sebagai diperbudak.
Belenggu hendak mengoreksi keinginan kaum wanita yang ingin ‘bebas 100%’ seperti tokoh Tini.
Akhirnya, Tono merasa Tini tidak menjalankan tugasnya sebagai istri.
Ia berpaling ke tokoh Yah yang keibuan dan selalu menyambutnya dengan penuh kecintaan, melebihi istrinya sendiri.
Yah mengerti kesukaan ’suami’; memberi sigaret kesenangannya, menyulutkan rokoknya, menanggalkan baju dokter dan sepatunya.
Tono merasa seolah-olah telah tercapai cita-citanya.
Menurut Tono, Yah adalah wanita sejati.
Di rumah Yah, Tono hatinya tenang dan merasa tentram.
Tentu saja, hal ini menggambarkan rumah tangganya yang hancur berantakan.
Dari kedua roman di atas, kehidupan pasangan modern dan terpelajar berbeda arah. Takdir mengisyaratkan kebahagiaan jatuh kepada pasangan Tuti dan Yusuf dalam Layar Terkembang, sementara Tono dan Tini menggapai nasib buruknya dalam Belenggu.
Dari penjelasan di atas dapat dimaknai bahwa roman Belenggu akan mendapat makna hakikinya bila dikontraskan dengan Layar Terkembang yang menjadi hipogramnya.
Begitupun Layar Terkembang akan mendapat makna penuh bila disejajarkan dengan Siti Nurbaya.
Layar Terkembang meneruskan ide-ide emansipasi wanita yang dikemukakan dalam Siti Nurbaya.
Sedangkan Belenggu menentang ide-ide emansipasi yang berlebihan yang menyebabkan kehidupan rumah tangga hancur dan tak bahagia, penuh ketidakharmonisan, dan ketegangan.
Hal ini kontras dengan ide emansipasi dalam Layar Terkembang yang menghendaki wanita bebas menentukan nasibnya, bahkan kalau perlu tidak usah kawin bila tanpa cinta dan haknya tidak sama dengan laki-laki.
RA Kartini sebagai pejuang emansipasi wanita tampaknya akan sangat sedih melihat kaumnya hanya tamat pendidikan dasar sebagai mana Siti dalam Siti Nurbaya.
Ia juga akan sangat kecewa bila kaumnya terlalu ’maju’ seperti Tini dalam Belenggu.
Akan tetapi, ia akan sangat respek dengan wanita yang berprinsip sebagaimana tokoh Tuti dalam Layar Terkembang yang bisa memaknai esensi emansipasi dengan benar. SELAMAT HARI KARTINI