Hari Kartini
Antara Siti Nurbaya dan RA Kartini
Gaung peringatan hari RA Kartini 21 April masih terasa semarak.Bagi anak-anak TK dan SD, mungkin perayaan hari tersebut identik baju khas nusantara
Ia dapat menghormati dan memahami hak-hak wanita serta teman yang baik dalam berdiskusi.
Pada keduanya, timbul perasaan saling menghargai dan saling mencintai.
Hubungan Yusuf dan Tuti tersebut dapat dikatakan sebagai transformasi pikiran Siti Nurbaya-nya Marah Rusli.
Belenggu tampaknya mereaksi Layar Terkembang dalam hal emansipasi wanita meskipun tidak seluruhnya.
Emansipasi wanita yang menggebu-gebu diperjuangkan STA lewat tokoh Tuti direaksi oleh tokoh Tini ’yang sangat terpelajar’.
Jadi hubungan intertekstual antara Layar Terkembang dengan Belenggu adalah hubungan pertentangan.
Belenggu hendak meluruskan pengertian yang tidak benar tentang emansipasi wanita ‘yang berlebihan’.
Tokoh-tokoh dalam kedua roman ini memiliki kesejajaran.
Tini dalam Belenggu adalah pejuang emansipasi wanita sebagaimana Tuti dalam Layar Terkembang. Sementara Tono memiliki kesejajaran dengan Yusuf.
Yusuf mahasiswa sekolah tinggi kedokteran sedangkan Tono dokter lulusan sekolah tinggi kedokteran.
Adapun perbedaannya, terutama tokoh Tuti dan Tini sangat kontras.
Tuti wanita yang menerima lelaki pasangannya, bahkan dapat mengagumi sekaligus menghormatinya dan akhirnya ia mau menjadi istri Yusuf.
Sementara Tini selalu melawan pikiran Tono, suaminya dan tidak mau mengurus keperluan suaminya.
Ia seorang egois yang hanya memikirkan kesenangan sendiri.
Dalam Belenggu, Tini lebih digambarkan sebagai tokoh karikatur, seorang perempuan yang secara berlebihan menuntut persamaan hak dengan lelaki sehingga melalaikan tugasnya sebagai ibu rumah tangga.