Keteladan Bung Hatta

Mengenang Kembali Keteladan Bung Hatta

Dr. H. Mohammad Hatta dilahirkan di Bukittinggi pada tanggal 12 Agustus 1902. Mohammad Athar, adalah nama yang diberikan orangtuanya.

Editor: Salman Rasyidin
zoom-inlihat foto Mengenang Kembali Keteladan Bung Hatta
ist
Prof. Dr. H. Jalaluddin

Dalam bukunya "Hati Nurani Melawan Kezaliman : "Surat-Surat Bung Hatta Kepada Presiden Soekarno 1957 – 1965", Mochtar Lubis mengungkapkan, dari surat-surat tersebut kita dapat melihat betapa konsistennya Bung Hatta hendak menegakkan kebenaran bagi bangsanya.

Dan betapa segala perbedaan maupun pertentangan pandangan persahabatan keduanya sebagai sesama anak manusia.

Dan juga betapa hubungan pribadi antara mereka yang mesra berkawan, tidak pula dapat mengaburkan pandangan Bung Hatta terhadap demikian banyak kesalahan dan kekeliruan yang dilakukan oleh Soekarno. Dengan tak jemu-jemunya Bung Hatta mengangkat suaranya, memperingati, memberi nasihat, menunjukkan jalan lurus yang benar.

Sebaliknya Soekarno tetap menganggap Bung Hatta kawan pribadinya yang amat dekat, terbukti dari suratnya pada Bung Hatta tertanggal 1 Maret 1957.

Demikianlah sebuah contoh mulia yang diberikan dua tokoh nasional ini : "boleh bertentangan pendapat dan pendirian betapapun tajamnya, tetapi secara pribadi hubungan tetap baik. Pelajaran ini amat kita perlukan setiap waktu hidup kita."

Dengan surat-suratnya Bung Hatta telah memberi teladan bagaimana seorang warganegara, seorang patriot sejati, yang merasa bertanggungjawab terhadap keselamatan bangsanya, harus berbuat.

Dengan penuh keberanian, kejujuran, dan kebersihan hati, tanpa pamrih selalu memberi ingat dan menunjukkan jalan ke luar (Mochtar Lubis, 1988).

Naskah Proklamasi asli
Naskah Proklamasi asli (Tribun Bogor)

Demikian tanggapan Mochtar Lubis terhadap Bung Hatta.

Dengan segala kearifannya, surat-surat kepada Bung Karno tidak dipublikasikan melalui media masa.

Menurut Oei Jong Tjioe, izin untuk dibukukan baru, kurang lebih setahun sebelum Bung Hatta meninggal (Oei Jong Tjioe, 1982).

Bangsa Amerika memiliki Abraham Lincoln sebagai negarawan, India punya Mohandas Karamchan Mahatma Gandhi, Pakistan punya Mohammad Ali Jinnah, dan Afrika Selatan ada sosok Nelson Mandela yang juga negarawan dunia.

Oleh sebab itu sudah sepantasnya, bangsa Indonesia merasa bangga karena memiliki tokoh Dwitunggal : Soekarno dan Hatta.

Tokoh negarawan yang selama hidupnya telah membaktikan diri sepenuhnya untuk kepentingan bangsanya.

Memberi keteladanan dalam membina kesatuan dan persatuan bangsanya. Ketulusan hati kedua tokoh ini terungkap jelas dalam teks "PERNJATAAN BERSAMA"

Bahwa kami bersama atas nama Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 telah menjatakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Bahwa sesungguhnja Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah hak milik seluruh Rakjat Indonesia jang berkewadjiban memelihara dan membinanja untuk mewudjudkan suatu masjarakat jang sedjahtera dan, adil dan makmur.

Bahwa Pantja Sila jang ditjantumkan dalam Mukaddimah Undang Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, adalah djaminan hakiki bagi seluruh Rakjat Indonesia untuk tetap berkehidupan bebas dan merdeka,serta mewudjudkan suatu masjarakat jang sejahtera, adil dan makmur.

Karenanja adalah kewadjiban mutlak kami untuk tetap turut-serta dengan seluruh Rakjat Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia serta segenap alat-alat kekuasaan Negara, membina dan membela dasar- dasar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dalam keadaan apapun djuga adanya. Djakarta, 14 September 1957.Soekarno - M. Hatta.

Naskah Pernyataan Bersama Dwi Tunggal Soekarno Hatta, 14 September 1957, yang tersimpan sebagai dokumen oleh PT. Idayu, ini barangkali patut kita kenang kembali dalam menapak kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat mengenang dan meneladani tokoh- tokoh pahlawannya. Ke sanalah semestinya para pemimpin bangsa ini secaara bersama-sama pula "mengayunkan langkah" dalam membina masa depan bangsa ini.

====

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved