Modul Ajar

Contoh Modul Ajar Deep Learning PAI Kelas 12 SMA Materi Bab 6 Cinta Tanah Air dan Moderasi Beragama

Peserta didik pada umumnya telah memiliki pemahaman dasar tentang ajaran agama Islam dan nilai-nilai kebangsaan yang

Freepik
MODUL AJAR PAI - Ilustrasi belajar. Contoh Modul Ajar Deep Learning PAI Kelas 12 SMA Materi Bab 6 Cinta Tanah Air dan Moderasi Beragama 

2. KEMITRAAN PEMBELAJARAN:
Lingkungan Sekolah: Guru PPKn (untuk mengintegrasikan nilai kebangsaan), guru Sejarah (untuk mengaitkan dengan perjuangan pahlawan), pembina OSIS/ekstrakurikuler keagamaan (untuk kegiatan implementasi).
Lingkungan Luar Sekolah/Masyarakat: Tokoh agama setempat (untuk memberikan pandangan dan pengalaman), perwakilan ormas keagamaan moderat (untuk diskusi), atau orang tua (untuk dukungan di rumah).

3. LINGKUNGAN BELAJAR:
Ruang Fisik: Kelas yang nyaman untuk diskusi kelompok, dilengkapi dengan proyektor/layar, papan tulis, dan akses internet.
Ruang Virtual: Pemanfaatan Learning Management System (LMS) seperti Google Classroom untuk berbagi materi, forum diskusi asinkron, pengumpulan tugas, dan sumber belajar tambahan (video ceramah, artikel, infografis).
Budaya Belajar: Mendorong dialog terbuka, saling menghargai pendapat yang berbeda, berani bertanya, mengembangkan empati, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sebagai bagian dari bangsa.

4. PEMANFAATAN DIGITAL:
Pemanfaatan perpustakaan digital: Mengakses e-book atau jurnal terkait Pendidikan Agama Islam, nasionalisme, dan moderasi beragama.
Forum diskusi daring: Melalui Google Classroom atau platform lain untuk melanjutkan diskusi, berbagi temuan, dan mengajukan pertanyaan.
Kahoot/Mentimeter: Untuk asesmen formatif interaktif yang menyenangkan, menguji pemahaman konsep dan sikap.
Google Classroom: Sebagai platform utama untuk pengelolaan materi, penugasan, dan komunikasi.
YouTube/Platform Video Edukasi: Menonton dokumenter atau ceramah inspiratif tentang cinta tanah air dan moderasi beragama.
Aplikasi Qur'an Digital/Hadis: Untuk mempermudah pencarian dan analisis dalil naqli.

F.    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

PERTEMUAN 1: 
PENTINGNYA CINTA TANAH AIR DALAM ISLAM
KEGIATAN PENDAHULUAN (MINDFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING):
Guru menyapa peserta didik dengan hangat dan mengajak mereka untuk melakukan mindfulness singkat (misalnya, menarik napas dalam-dalam, fokus pada lingkungan sekitar). (Mindful Learning: Menciptakan ketenangan dan fokus).
Guru memulai dengan pertanyaan provokatif: "Apa makna Indonesia bagimu?" atau memutarkan lagu kebangsaan/daerah yang populer. (Joyful Learning: Membangkitkan emosi positif dan rasa kebangsaan).
Guru mengaitkan dengan ajaran Islam bahwa mencintai tanah air adalah bagian dari iman. (Meaningful Learning: Menghubungkan konsep kebangsaan dengan keimanan).

KEGIATAN INTI (MEMAHAMI, MENGAPLIKASI, MEREFLEKSI):
Memahami: Guru menayangkan dalil-dalil naqli (Al-Qur'an dan Hadis) serta pendapat ulama tentang cinta tanah air. Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil untuk membaca dan menginterpretasikan dalil tersebut. (Diferensiasi Konten: Sumber belajar bervariasi).
Mengaplikasi: Setiap kelompok diminta untuk membuat peta konsep atau infografis sederhana tentang "Mengapa Cinta Tanah Air Penting dalam Islam" berdasarkan hasil interpretasi mereka. (Diferensiasi Produk: Visualisasi informasi).
Merefleksi: Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil karyanya. Guru memfasilitasi diskusi kelas dan memberikan penguatan tentang pentingnya menjaga negara sebagai amanah dari Allah Swt.
KEGIATAN PENUTUP:
Guru membimbing peserta didik menyimpulkan bahwa cinta tanah air adalah bagian dari iman dan kewajiban setiap muslim.
Guru memberikan kuis singkat menggunakan Mentimeter tentang pemahaman dasar dalil cinta tanah air (Asesmen Formatif).
Guru meminta peserta didik untuk mencari kisah inspiratif pahlawan muslim Indonesia yang menunjukkan cinta tanah air untuk pertemuan berikutnya.

PERTEMUAN 2: 
WUJUD CINTA TANAH AIR DAN NASIONALISME RELIGIUS
KEGIATAN PENDAHULUAN (MINDFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING):
Guru memulai dengan meminta peserta didik secara acak menceritakan kisah pahlawan muslim yang mereka temukan. (Mindful Learning: Mengapresiasi inisiatif dan menghubungkan dengan konteks).
Guru menayangkan video singkat atau gambar tentang keberagaman Indonesia. (Joyful Learning: Menstimulasi visual dan rasa bangga).
Guru mengaitkan keberagaman ini dengan pentingnya persatuan sebagai wujud cinta tanah air. (Meaningful Learning: Menunjukkan relevansi keberagaman).

KEGIATAN INTI (MEMAHAMI, MENGAPLIKASI, MEREFLEKSI):
Memahami: Guru menjelaskan berbagai wujud konkret cinta tanah air (misalnya, menjaga lingkungan, belajar giat, menjaga persatuan, membayar pajak, berpartisipasi dalam pembangunan) dan konsep nasionalisme religius. (Diferensiasi Konten: Penjelasan beragam bentuk).
Mengaplikasi: Peserta didik dibagi ke dalam kelompok untuk melakukan studi kasus tentang bagaimana nilai-nilai Islam dapat diimplementasikan dalam menjaga persatuan dan membangun bangsa. (Diferensiasi Proses: Studi kasus).
Merefleksi: Setiap kelompok mempresentasikan temuan dan ide mereka. Guru mendorong siswa untuk berpikir kritis tentang tantangan dan peluang dalam mengamalkan cinta tanah air di era digital.
Kegiatan Penutup:
Guru dan peserta didik bersama-sama merumuskan komitmen untuk mengamalkan cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari.
Guru memberikan tugas rumah untuk membuat tulisan singkat (maksimal 1 halaman) tentang "Apa yang bisa saya lakukan sebagai pelajar muslim untuk Indonesia?"
Guru menanyakan, "Bagaimana perasaan kalian setelah mengetahui bahwa cinta tanah air adalah bagian dari ibadah?"

PERTEMUAN 3: 
URGENSI DAN PRINSIP MODERASI BERAGAMA
KEGIATAN PENDAHULUAN (MINDFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING):
Guru memulai dengan pertanyaan: "Mengapa kita perlu moderasi beragama di Indonesia?" atau menayangkan kliping berita terkait isu intoleransi. (Mindful Learning: Membangkitkan kesadaran akan isu aktual).
Guru mengajak peserta didik untuk melakukan brain storming tentang "toleransi" dan "ekstremisme". (Joyful Learning: Aktivitas interaktif).
Guru menyampaikan bahwa moderasi beragama adalah kunci menjaga harmoni di tengah keberagaman. (Meaningful Learning: Menjelaskan urgensi).

KEGIATAN INTI (MEMAHAMI, MENGAPLIKASI, MEREFLEKSI):
Memahami: Guru menjelaskan definisi dan prinsip-prinsip moderasi beragama (tawasut, tawazun, i'tidal, tasamuh, syura, islah, aulawiyah, tathawwur wa ibtikar, tahaddur) dengan contoh-contoh konkret. (Diferensiasi Konten: Penjelasan detail prinsip).
Mengaplikasi: Peserta didik dibagi ke dalam kelompok. Setiap kelompok diberikan satu atau dua prinsip moderasi beragama untuk didiskusikan dan diilustrasikan dengan contoh kasus nyata. (Diferensiasi Proses: Fokus pada prinsip tertentu).
Merefleksi: Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Guru menguatkan pemahaman dengan menekankan bahwa moderasi beragama bukan berarti mencampuradukkan agama, melainkan bersikap adil dan bijaksana dalam beragama.

KEGIATAN PENUTUP:
Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan pentingnya moderasi beragama sebagai pondasi persatuan.
Guru memberikan studi kasus singkat melalui Google Form dan meminta peserta didik untuk memberikan tanggapan sesuai prinsip moderasi beragama.
Guru mengingatkan untuk terus membaca dan memperdalam pemahaman tentang moderasi beragama.

PERTEMUAN 4: 
IMPLEMENTASI MODERASI BERAGAMA DAN TANTANGANNYA
KEGIATAN PENDAHULUAN (MINDFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING):
Guru mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi singkat tentang bagaimana pengalaman mereka berinteraksi dengan orang yang berbeda keyakinan atau latar belakang. (Mindful Learning: Mengajak merefleksikan pengalaman pribadi).
Guru menayangkan kutipan inspiratif tentang persatuan dalam keberagaman. (Joyful Learning: Memberikan motivasi).
Guru menyampaikan bahwa hari ini mereka akan mencari solusi untuk tantangan moderasi beragama. (Meaningful Learning: Mengarahkan pada pemecahan masalah).

KEGIATAN INTI (MEMAHAMI, MENGAPLIKASI, MEREFLEKSI):
Memahami: Guru menyajikan beberapa skenario atau tantangan umum dalam penerapan moderasi beragama di masyarakat (misalnya, ujaran kebencian di media sosial, sikap eksklusif, konflik antarumat beragama).
Mengaplikasi: Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk memilih satu skenario dan merumuskan strategi atau solusi yang berbasis pada prinsip moderasi beragama. Hasilnya dapat berupa poster digital, video pendek, atau presentasi simulasi. (Diferensiasi Produk: Pilihan format).
Merefleksi: Setiap kelompok mempresentasikan proyeknya. Guru memfasilitasi diskusi dan umpan balik. Di akhir sesi, setiap siswa menuliskan satu komitmen pribadi untuk menjadi agen moderasi beragama di lingkungan mereka.

KEGIATAN PENUTUP:
Guru memimpin diskusi untuk menyimpulkan pentingnya implementasi nyata moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari.
Guru memberikan umpan balik konstruktif terhadap proyek kelompok dan komitmen individu.
Guru meminta peserta didik untuk memberikan masukan tentang kegiatan pembelajaran yang paling berkesan dan ide untuk pembelajaran selanjutnya. (Peserta didik terlibat dalam perencanaan pembelajaran selanjutnya).
Guru memberikan apresiasi atas partisipasi aktif dan ide-ide kreatif peserta didik.

G.    ASESMEN PEMBELAJARAN

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved