Dokter di Sekayu Alami Kekerasan

Mendadak Ciut, Keluarga Pasien di Muba Minta Maaf ke Dokter Syahpri Usai Dilaporkan ke Polisi

Di satu sisi, dr. Syahpri Putra Wangsa, seorang dokter spesialis penyakit dalam, berdiri dengan keteguhan profesinya.

Editor: Yandi Triansyah
tangkapan layar
SALAMAN - Keluarga pasien (kiri) menyalami Dokter Syahpri meminta maaf saat dipertemukan di RSUD Sekayu, Rabu (13/8/2025). Dokter Syahpri sendiri sudah melaporkan kejadian ini ke Polres Muba 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -  Sebuah jabat tangan yang ditengahi akhirnya mempertemukan dua pihak yang sempat bersitegang.

Di satu sisi, dr. Syahpri Putra Wangsa, seorang dokter spesialis penyakit dalam, berdiri dengan keteguhan profesinya.

Di sisi lain, seorang pria perwakilan keluarga pasien, tertunduk dengan raut penyesalan.

Pemandangan di aula RSUD Sekayu, Musi Banyuasin (Muba), pada Rabu (13/8/2025) itu menjadi klimaks dramatis dari sebuah insiden yang viral di media sosial.

Keluarga pasien yang sebelumnya terekam dalam video bersikap intimidatif, kini menyampaikan permohonan maaf secara langsung.

Namun, di balik jabat tangan itu, sebuah proses hukum telah dimulai dan tak akan berhenti.

PRIA Keluarga Pasien yang Paksa Melepas Masker Dokter Syahpri Dipertemukan, Salaman dan Minta Maaf!

Bermula dari Video dan Ancaman

Kisah ini meledak ketika sebuah video pendek menyebar cepat di dunia maya. Dalam rekaman tersebut, dr. Syahpri yang tengah bertugas memeriksa pasien, diduga mendapatkan perlakuan tak pantas.

Ia dipaksa untuk membuka masker oleh keluarga pasien dan menerima intimidasi verbal yang membuatnya merasa terancam.

Bagi dr. Syahpri, insiden itu bukan sekadar serangan personal, melainkan ancaman terhadap profesi tenaga kesehatan (nakes) dan pelanggaran serius terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit yang dirancang untuk melindungi pasien dan petugas medis.

Merasa keselamatannya terancam, dr. Syahpri tidak tinggal diam. Didukung oleh manajemen RSUD Sekayu dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Muba, ia menempuh jalur hukum.

Tepat pada Rabu pagi, ia secara resmi membuat laporan di Polres Musi Banyuasin.

Langkah hukum yang diambil dr. Syahpri bukan didasari dendam, melainkan sebuah sikap untuk martabat profesi.

Ia berharap kasusnya menjadi yang terakhir, sebuah benteng agar tak ada lagi nakes yang mengalami hal serupa.

"Yang jelas, saya mewakili seluruh nakes di Indonesia, jangan sampai terjadi Syahpri-Syahpri yang lain. Jadi kita harus menentukan sikap, harus tegas," ujar dr. Syahpri dengan suara mantap usai membuat laporan.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved