SD Negeri di Pagar Alam Sepi Peminat
15 SD Negeri di Pagar Alam Sumsel Sepi Peminat, Ada Sekolah yang Hanya Dapat 1 Siswa Baru Tahun Ini
Bahkan di SD 42, kelas VI hanya dihuni empat siswa, menandakan persoalan ini bukan terjadi secara mendadak.
Penulis: Wawan Septiawan | Editor: Odi Aria
Fenomena serupa ternyata tidak hanya dialami oleh SD Negeri 71. Beberapa sekolah dasar negeri lainnya di Pagar Alam juga menghadapi kondisi yang sama, dengan jumlah siswa baru yang sangat sedikit.
SD 17 Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan
SD 42 Karang Dape, Kecamatan Pagar Alam Selatan
SD 63 Muara Sindang, Kecamatan Dempo Selatan
SD 52 Padang Temu, Kecamatan Dempo Tengah
Sebagai contoh, SD 52 Padang Temu hanya menerima 4 siswa baru tahun ini. Situasi ini memicu pertanyaan tentang masa depan pendidikan di daerah-daerah yang populasinya terus menurun.
Komentar Ketua DPRD Pagar Alam
Ketua DPRD Kota Pagar Alam, Hj. Jenni Sandiah, menyoroti kondisi memprihatinkan dalam penerimaan siswa baru tahun ajaran 2025/2026 di tingkat Sekolah Dasar (SD).
“Ini menunjukkan masyarakat Pagar Alam sudah sadar dan selektif dalam memilih mutu pendidikan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Meskipun gratis, mereka rela membayar mahal di sekolah swasta karena merasa lebih terjamin,” ujar Jenni, Senin (4/8/2025).
Lebih lanjut, Jenni menilai, salah satu penyebab menurunnya minat masyarakat terhadap SD negeri adalah ketimpangan kualitas tenaga pendidik.
Menurutnya, banyak guru berprestasi hanya ditempatkan di sekolah-sekolah pusat kota, sedangkan sekolah di pinggiran kurang mendapatkan perhatian.
“Harus ada sistem pemerataan guru yang memiliki dedikasi dan prestasi. Supaya sekolah di pelosok bisa bersaing dengan sekolah yang ada di tengah kota,” jelasnya.
Selain itu, pembangunan sekolah yang tidak melalui proses uji petik atau survei mendalam juga disorot.
Ia mengungkapkan, terdapat beberapa sekolah yang sepi peminat karena lokasinya dibangun di wilayah dengan kepadatan penduduk yang rendah.
“Percuma membangun sekolah megah jika siswanya tidak ada. Pembangunan sekolah harus didasarkan pada data dan lokasi strategis, melibatkan konsultan pendidikan dan perencanaan tata wilayah,” tegasnya.
Sebagai upaya perbaikan, DPRD Kota Pagar Alam akan mendorong Pemerintah Kota untuk mengalokasikan anggaran APBD tidak hanya pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh.
“Kami tidak ingin hanya gedung sekolahnya bagus, tapi kualitasnya tertinggal. Harus ada peningkatan mutu guru, manajemen sekolah, dan sarana belajar lainnya,” tutup Jenni.
Dengan kondisi ini, DPRD berharap Pemkot Pagar Alam segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pendidikan dasar, agar ke depan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah negeri bisa kembali meningkat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.