Mimbar Jumat
Isra' Mi'raj: Dimensi Ilmiah dan Spiritual dalam Perspektif Sains dan Islam
PERISTIWA Isra' Mi'raj disebutkan dalam Al-Qur'an dalam Surah Al-Isra' (17:1) Ayat ini mengungkapkan mukjizat luar biasa Isra' Mi'raj
Dr. Hj. Choirun Niswah, M.Ag.
Dosen UIN Raden Fatah Palembang
PERISTIWA Isra' Mi'raj disebutkan dalam Al-Qur'an dalam Surah Al-Isra' (17:1) Ayat ini mengungkapkan mukjizat luar biasa Isra' Mi'raj yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW.
Perjalanan malam yang dimulai dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa, kemudian dilanjutkan dengan Mi'raj ke langit, Peristiwa ini tidak hanya sarat dengan makna spiritual, tetapi juga mengandung pelajaran berharga yang dapat diambil untuk kehidupan modern, khususnya dalam pengembangan teknologi berbasis nilai-nilai Islam.
Dalam hadis-hadis sahih, peristiwa Mi'raj dijelaskan dengan lebih rinci, termasuk pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan para nabi terdahulu dan perintah shalat lima waktu.
Isra' Mi'raj memiliki dimensi spiritual yang sangat mendalam. Dalam perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW diperlihatkan berbagai tanda kebesaran Allah, termasuk surga, neraka, dan berbagai kejadian yang mengingatkan umat manusia akan kehidupan akhirat.
Salah satu aspek penting dari peristiwa ini adalah perintah untuk melaksanakan shalat lima waktu, yang menjadi kewajiban umat Islam.
Shalat, yang merupakan ibadah utama dalam Islam, menjadi simbol hubungan antara hamba dan Tuhan. Dalam konteks Isra' Mi'raj, shalat tidak hanya berfungsi sebagai kewajiban ritual, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, memperkuat iman, dan membersihkan jiwa.
Oleh karena itu, Isra' Mi'raj bukan hanya sekadar peristiwa fisik, tetapi juga merupakan perjalanan spiritual yang mengajarkan umat Islam tentang pentingnya pengabdian kepada Allah dan kedekatan dengan-Nya.
Meskipun Isra' Mi'raj adalah sebuah peristiwa yang tidak dapat dijangkau oleh akal manusia secara langsung, namun dalam konteks modern, peristiwa ini dapat dilihat sebagai sebuah simbol dari pencapaian manusia dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu yang sangat singkat, dari Mekkah ke Yerusalem dan kemudian ke langit, dapat dipahami sebagai gambaran dari potensi besar manusia untuk menjelajahi alam semesta, baik secara fisik maupun melalui ilmu pengetahuan.
Dalam ilmu pengetahuan modern, konsep perjalanan luar angkasa dan eksplorasi alam semesta mulai berkembang pesat.
Teknologi yang memungkinkan manusia untuk melakukan perjalanan ke luar angkasa, seperti roket dan pesawat ruang angkasa, merupakan contoh nyata dari pencapaian teknologi yang dapat dihubungkan dengan peristiwa Isra' Mi'raj.
Bahkan, jika dilihat dari sudut pandang ilmiah, peristiwa Mi'raj dapat dianggap sebagai pengingat akan potensi tak terbatas yang dimiliki oleh umat manusia untuk terus menggali ilmu pengetahuan dan memahami kebesaran Tuhan.
Dalam Surah Al-Mulk (67:15), Allah berfirman:"Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang dapat kamu jelajahi. Maka makanlah rezeki yang diberikan Allah dan bersyukurlah kepada-Nya." Ayat ini mengajak umat manusia untuk menjelajahi bumi dan memanfaatkan segala sumber daya yang ada.
Dalam konteks Isra' Mi'raj, ini bisa diartikan sebagai dorongan untuk manusia terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi guna memahami alam semesta.
Toleransi dan Pendidikan Agama Islam, Menjaga Harmoni dalam Kehidupan Berbangsa |
![]() |
---|
Serukan Aspirasi Tanpa Anarki Pesan Nabi untuk Penduduk Negeri |
![]() |
---|
Refleksi Ruhani di Bulan Merdeka, Memaknai Kebebasan Jiwa saat Tidur |
![]() |
---|
Spritualitas Semu: Fenomena Beragama di Era Modern |
![]() |
---|
Mengingat Allah Itu Bukan Sekadar Menyebut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.