Berita UMKM
Mampu Bertahan 24 Tahun, Produsen Kemplang Mulyadi di OKI Jaga Proses Pembuatan Secara Tradisional
Ikan gabus menjadi bahan utama pembuatan kerupuk kemplang di toko ini, yang sudah dikelola sejak beberapa generasi
Penulis: Nando Davinchi | Editor: Odi Aria
Ema menjelaskan, mengenai harga jualnya tergantung jenis kerupuk yang dibeli diantaranya kemplang mentah, kerupuk tekwan, kerupuk kemplang yang sudah digoreng.
"Harga jual kemplang mentah Rp 130.000 perkilogram, untuk tekwan mentah Rp 110.000 perkilogram,"
"Sedangkan yang sudah diolah bungkusan dengan berat setengah kilo dijual Rp 75.000 dan yang satu kilo Rp 150.000," jelasnya.
Diceritakan Ema, untuk pembuatan adonan kemplang sendiri memang tidak begitu sulit hanya perlu menyiapkan sagu, ikan, garam dan air. Proses bisa dikerjakan bersama-sama anggota keluarga.
"Pertama siapkan sagu misalnya 1 kilogram, lalu campur dengan ikan (sudah digiling halus) sebanyak 2 kilogram dan beri air dengan takaran setengah dari total adonan serta masukan garam secukupnya,"
"Setelah itu aduk-aduk adonan (bisa menggunakan tangan atau mixer) hingga padat, kemudian bentuk bulatan memanjang," ujar Ema.
Tahap selanjutnya, adonan direbus kurang lebih 40 menit, lalu diangkat dan dipotong tipis-tipis (jika ada menggunakan cetakan kerupuk).
Nah setelah adonan tadi dibentuk, maka baru dijemur di bawah terik sinar matahari langsung.
Teruntuk proses penjemuran kemplang dapat memakan waktu berhari-hari, apalagi saat cuaca mendung penjemuran semakin lama.
"Kalau cuaca panas dan mendukung butuh waktu sekitar 3 hari saja, tapi kalau mendung bisa sampai 4-5 hari proses penjemuran supaya mendapatkan kemplang yang betul-betul renyah," ujarnya.
Terakhir, kemplang yang benar-benar kering segera dimasak.
"Terpenting saat proses memasak, minyak keadaan benar-benar panas karena semakin renyah kemplang akan lebih gurih saat dikonsumsi," tutupnya.
Kisah Inspiratif Dari Guru Honorer Bergaji Rp 70 Ribu, Desy Kini Sukses Bisnis Kuliner yang Mendunia |
![]() |
---|
Gelar PKM di Ogan Ilir, UIGM Palembang Pasarkan Kerajinan Kain dan Purun Burai di Platform Digital |
![]() |
---|
Teruskan Usaha Sang Ayah, Pria di PALI Tetap Bertahan Jualan Es Kapal Jajanan Legend Tahun 80-an |
![]() |
---|
Harga Terong Anjlok, Petani di Musi Rawas Terpuruk, Ongkos Jual Tak Sebanding dengan Biaya Pupuk |
![]() |
---|
Mengenal Lesehan Terapung Ngas As OKU Selatan, Kulineran Sembari Melihat Pemandangan Danau Ranau |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.