Berita UMKM
Mampu Bertahan 24 Tahun, Produsen Kemplang Mulyadi di OKI Jaga Proses Pembuatan Secara Tradisional
Ikan gabus menjadi bahan utama pembuatan kerupuk kemplang di toko ini, yang sudah dikelola sejak beberapa generasi
Penulis: Nando Davinchi | Editor: Odi Aria
SRIPOKU.COM KAYUAGUNG -- Usaha kerupuk kemplang menjadi salah satu panganan khas di daerah Sumatera Selatan nampaknya tidak tergerus oleh perkembangan zaman.
Dengan teksturnya renyah dan rasa gurih ikan terkandung di kemplang membuat cemilan ini wajib dihidangkan di meja makan atau di setiap jamuan teman makan.
Di Kecamatan Kayuagung sendiri terdapat tempat produksi rumahan toko Ema Mulyadi yang masih bertahan sejak puluhan tahun sebagai produsen pembuatan kemplang.
Lokasinya mudah dijangkau berada di pinggiran sungai di jalan Kolonel Nuh Macan, Kelurahan Paku, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel.
Ikan gabus menjadi bahan utama pembuatan kerupuk kemplang di toko ini, yang sudah dikelola sejak beberapa generasi mulai dari sang Nenek, Almarhumah Syifa.
Kini dipegang oleh Ema sejak tahun 2.000 silam dan sudah berubah nama menjadi toko Ema Mulyadi.
"Toko kami tetap mempertahankan kualitas sekaligus resep khusus yang dipakai secara turun-temurun dan sudah selama 24 tahun kami memakai ikan gabus segar,"
"Walaupun di kota lain mungkin memakai olahan yang berasal dari ikan tenggiri atau kakap dan lain sebagainya," ungkap Ema pemilik rumah olahan kemplang pada Rabu (9/10/2024) siang.
Selain bertahan menggunakan ikan gabus sebagai bahan dasar, proses pembuatan yang masih tradisional juga tetap dipertahankan membuat cita rasa dihasilkan tidak berubah sejak pertama kali berdirinya.
"Kalau sekarang mempekerjakan 16 orang karyawan yang tugasnya mengolah dan mengadon hingga mencetak kemplang yang masih memakai tangan,"
"Karena jika menggunakan mesin takutnya cita rasa berubah, jadi saya memilih tetap menggunakan tradisi dari leluhur," terangnya.
Dijelaskan, kerupuk yang dibuat keluarganya hanya di jual di rumah produksi, sementara pembeli yang sengaja datang kerumah.
"Kami tidak memasarkan kemplang ke toko-toko, justru pembeli atau langganan yang datang langsung berasal dari berbagai daerah seperti Palembang, Indralaya bahkan pulau Jawa hingga Medan," tambahnya.
Kerupuk kemplang menjadi khas pembuatan didominasi memakai lebih banyak takaran ikan gabus.
"Kemplang ikan gabus ini, sangat berbeda dengan kemplang ikan lainnya, dilihat dari komposisinya seperti, air, garam, ikan gabus, dan sagu," bebernya.
Ema menjelaskan, mengenai harga jualnya tergantung jenis kerupuk yang dibeli diantaranya kemplang mentah, kerupuk tekwan, kerupuk kemplang yang sudah digoreng.
"Harga jual kemplang mentah Rp 130.000 perkilogram, untuk tekwan mentah Rp 110.000 perkilogram,"
"Sedangkan yang sudah diolah bungkusan dengan berat setengah kilo dijual Rp 75.000 dan yang satu kilo Rp 150.000," jelasnya.
Diceritakan Ema, untuk pembuatan adonan kemplang sendiri memang tidak begitu sulit hanya perlu menyiapkan sagu, ikan, garam dan air. Proses bisa dikerjakan bersama-sama anggota keluarga.
"Pertama siapkan sagu misalnya 1 kilogram, lalu campur dengan ikan (sudah digiling halus) sebanyak 2 kilogram dan beri air dengan takaran setengah dari total adonan serta masukan garam secukupnya,"
"Setelah itu aduk-aduk adonan (bisa menggunakan tangan atau mixer) hingga padat, kemudian bentuk bulatan memanjang," ujar Ema.
Tahap selanjutnya, adonan direbus kurang lebih 40 menit, lalu diangkat dan dipotong tipis-tipis (jika ada menggunakan cetakan kerupuk).
Nah setelah adonan tadi dibentuk, maka baru dijemur di bawah terik sinar matahari langsung.
Teruntuk proses penjemuran kemplang dapat memakan waktu berhari-hari, apalagi saat cuaca mendung penjemuran semakin lama.
"Kalau cuaca panas dan mendukung butuh waktu sekitar 3 hari saja, tapi kalau mendung bisa sampai 4-5 hari proses penjemuran supaya mendapatkan kemplang yang betul-betul renyah," ujarnya.
Terakhir, kemplang yang benar-benar kering segera dimasak.
"Terpenting saat proses memasak, minyak keadaan benar-benar panas karena semakin renyah kemplang akan lebih gurih saat dikonsumsi," tutupnya.
Kisah Inspiratif Dari Guru Honorer Bergaji Rp 70 Ribu, Desy Kini Sukses Bisnis Kuliner yang Mendunia |
![]() |
---|
Gelar PKM di Ogan Ilir, UIGM Palembang Pasarkan Kerajinan Kain dan Purun Burai di Platform Digital |
![]() |
---|
Teruskan Usaha Sang Ayah, Pria di PALI Tetap Bertahan Jualan Es Kapal Jajanan Legend Tahun 80-an |
![]() |
---|
Harga Terong Anjlok, Petani di Musi Rawas Terpuruk, Ongkos Jual Tak Sebanding dengan Biaya Pupuk |
![]() |
---|
Mengenal Lesehan Terapung Ngas As OKU Selatan, Kulineran Sembari Melihat Pemandangan Danau Ranau |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.