Mata Lokal Desa

Asal-usul dan Sejarah Desa Sakatiga di Ogan Ilir, Pernah Jadi Basis Pertahanan Kerajaan Palembang

Asal mula Desa Sakatiga di Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir merupakan perpaduan tiga orang dari suku yang berbeda.

|
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: adi kurniawan
Handout
Pintu gerbang jalan masuk menuju Desa Sakatiga, Kabupaten Ogan Ilir Senin (2/9/2024). 

"Jadi, Pangeran Syafi'i adalah cucu dari Pangeran Depati Haji Menteri," jelas Zulkarnain.

Pesirah Marga Sakotigo Pangeran Depati Syafi'i Djayadiningrat adalah Pesirah Marga Sakotigo yang disahkan melalui Besluit (Surat Keputusan) Kanjeng Tuan Besar Residen Palembang Nomor 1670, pada tanggal 26 November 1925. 

Gelar Pangeran Jayadiningrat dianugerahkan padanya melalui Besluit Nomor 628 tanggal 27 Agustus 828. 

"Selanjutnya pada tanggal 26 Agustus 1941, Besluit Nomor 41 menyatakan Pangeran Syafi'i dianugerahi Bintang Kecil," ujar Zulkarnain.

Desa Sakatiga sebagai Basis Pertahanan Kerajaan Palembang

Semasa peperangan dengan pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1659, Raja Palembang Pangeran Jamaluddin Amangkurat VI (setelah meninggal disebut dengan Sido Ing Rejek) menyingkir ke Desa Sakatiga dan sekitarnya. 

Menurut Zulkarnain, pusat daerah pemerintahan darurat Negeri Palembang bertempat di wilayah Muara Meranjat.

Sedangkan para putri raja dan dayangnya diungsikan ke Desa Pondok Mandiangin dan Tanjung Dayang yang terletak di hulu Sungai Ogan, melintas Muara Meranjat.

Selama peperangan, Desa Sakatiga merupakan ring kubu pertahanan ketiga yang dipimpin langsung oleh Sido Ing Rejek.

Sedangkan ring kubu pertahanan pertama berpusat di Sako Kenten dan ring kubu pertahanan kedua di Sabo dipimpin langsung oleh Abdurrochim (Kimas Hindi) yang merupakan adik kandung dari Sido Ing Rejek. 

"Setelah memulihkan Palembang, Kimas Hindi atau Abdurochim mendirikan Kesultanan Palembang Darussalam pada 3 Maret 1666. Beliau sendiri menyandang gelar Sultan Abdurachman Khaliaftul Mukminin Syaidul Imam," papar Zulkarnain.

Banyak yang Gagal Paham Antara Sakatiga dan Sakatiga Seberang

Zulkarnain menuturkan, di era saat ini masih banyak masyarakat yang tak mengetahui sejarah dan asal-usul Desa Sakatiga.

Bahkan banyak yang tak dapat membedakan Desa Sakatiga dan Sakatiga Seberang.

"Desa Sakatiga itu yang ada Ponpes Raudhatul Ulum. Kalau Sakatiga Seberang itu deretan pintu gerbang menuju Tanjung Senai. Orang banyak salah," tutur Zulkarnain. 

Desa Sakatiga Seberang resmi didirikan pada tahun 1970-an.

Zulkarnain sendiri menjabat Kepala Desa Sakatiga selama delapan tahun mulai 1994 hingga 2002.

"Jadi, induknya itu Desa Sakatiga dan setelah itu terbentuk Desa Sakatiga Seberang," jelas pria 75 tahun ini.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved