Mata Lokal Desa

Asal-usul dan Sejarah Desa Sakatiga di Ogan Ilir, Pernah Jadi Basis Pertahanan Kerajaan Palembang

Asal mula Desa Sakatiga di Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir merupakan perpaduan tiga orang dari suku yang berbeda.

|
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: adi kurniawan
Handout
Pintu gerbang jalan masuk menuju Desa Sakatiga, Kabupaten Ogan Ilir Senin (2/9/2024). 

SRIPOKU.COM, INDRALAYA -- Desa Sakatiga merupakan salah satu desa di Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.

Desa ini berlokasi di Kilometer 36-37 Jalan Lintas Palembang-Kayuagung yang merupakan ruas Jalan Trans Sumatera.

Asal mula Desa Sakatiga merupakan perpaduan tiga orang dari suku yang berbeda.

Hal ini dijelaskan tokoh masyarakat yang juga mantan Kepala Desa Sakatiga, Zulkarnain.

Dia menjelaskan, tiga orang tersebut yaitu Puyang Sebetung dari suku Penesak, Puyang Sangtiko dari suku Belida dan Puyang Bakaliantang dari suku Jawa-Mataram Kuno. 

"Penduduk keturunan suku Penesak mendiami sebelah ulu Sungai Ogan, keturunan suku Belida mendiami sebelah ilir dari sungai Ogan, dan suku Jawa mendiami bagian tengah," jelas Zulkarnain kepada TribunSumsel.com dan Sripoku.com, Senin (2/9/2024).

Setelah Puyang Bakaliantang menghadap Sunan Palembang, maka dengan restu Sunan dibentuklah nama dusun dengan Sukutiga yang dipimpin oleh Bakaliantang sebagai yang dituakan dan dibantu oleh Sebetung dan Sangtiko. 

Baca juga: Mengenal Desa Marga Sungsang, Salah Satu Desa Penghasil Seafood dan Makanan Olahan Laut di Sumsel

Beberapa tahun kemudian, ketiga tokoh tersebut mendirikan Dusun Lubuksakti yang dipimpin oleh Lurah Jagur dan Dusun Inderolayo. 

Lalu menyusul Dusun Ulak Bedil yang merupakan pecahan dari Sungai Keroi Musi.

Setelah ketiga tokoh tersebut meninggal dunia, maka yang mula-mula menjadi Pesirah di Marga Sakotigo adalah Depati Mentok sampai meninggal dunia. 

Lalu Pesirah Sakotigo diganti oleh Aliadin, dilanjutkan oleh Depati Djalal.

"Ketiga pesirah tersebut bukan keturunan. Tidak ada ikatan keluarga," terang Zulkarnain.

Pada tahun 1870, yang menjadi Pesirah Sakotigo adalah Haji Menteri yang merupakan keturunan dari Bakaliantang. 

Setelah Haji Menteri habis masa jabatan pada tahun 1902, Pesirah Sekotigo diganti oleh anaknya, Hanafi dengan gelar Depati Jayawikrama hingga akhir masa jabatan pada tahun 1925. 

Selanjutnya, Marga Sakotigo dipimpin oleh Sjafi'i dengan gelar Pangeran Syafi'i Depati Jayadiningrat yang merupakan anak dari Hanafi. 

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved