Pilkada Sumsel 2024

12 Kursi Golkar DPRD Sumsel Diperebutkan Anita-Popo Ali, Diprediksi Airlangga Umumkan Bulan Depan

Dua kader partai Golkar saat ini tengah memperebutkan dukungan 12 kursi DPRD Sumsel untuk maju Pilkada Sumsel 2024.

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Abdul Hafiz
Handout
Dua Bakal Calon Wakil Gubernur Sumatera Selatan kader Partai Golkar, Dr Hj RA Anita Noeringhati SH MH dan H Popo Ali Martopo B.Commerce 

Tapi tidak berhenti disini kalau ada yang tertarik dengan HDCU untuk pembangunan Sumsel dengan keputusan politiknya, kita masih sangat berharap dan terbuka, " tandasnya.

HD sendiri tak mengesampingkan untuk membentuk koalisi besar, mengingat apa yang dilakukan seorang kepala daerah (eksekutif), harus juga didukung mitra dalam hal ini legislatif.

"InsyaAllah kalau dipercaya masyarakat memimpin kembali, maka butuh mitra di parlemen, karena DPRD punya fungsi budgeting, sehingga program- program yang dijanjikan kandidat bisa direalisasikan, dengan budget yang bisa jalan, kalau tidak bagaimana menjalankannya, " beber HD, seraya pastinya ia dengan terbuka menerima dukungan partai lainnya. 

Dilanjutkan HD, dukungan parpol selama ini dianggap karena dirinya menjalin komunikasi yang baik serta ada penilaian dari parpol itu sendiri terkait dirinya dengan CU, yang dianggap kandidat yang pas dan punya peluang besar menang. 

"Mendukung atau tidak mendukung itu adalah hak, meski kebetulan mengarah ke HDCU, mungkin banyak faktor salah satunya  komunikasi yang baik selama ini, dan mungkin mendukung kandidat yang menang, atau bisa jadi mereka ada survei sendiri. Tapi pastinya komunikasi dulu yang utama karena ada jualan"  paparnya. 

Di sisi lain, ia pun menilai koalisi di Pilkada berbeda dengan koalisi saat Pemilu Presiden (Pilpres), mengingat di daerah ketokohan calon kepala daerah berbeda- beda, sehingga koalisi bisa terbuka lebar dengan parpol yang ada. 

"Saya pikir tidak harus sama dukungan parpol karena ketokohan di daerah berbeda, wako, bupati dan gubernur, dimana ketokohan berbeda dan kedekatan berbeda sehingga tidak linear.

Seperti kami ada Partai Demokrat, NasDem, PKS dan (Hanura belum Terima) jadi multi tidak harus mengikat, yang penting hasil pileg dan pilpres kita hormati hasilnya, siapa yang menang dan duduk  tidak harus kaku.

Dan saya pikir partai punya pertimbangan fleksibel, dan saya sejak awal tidak melihat linear dimana pengalaman pilkada koalisi nasional berbeda di daerah," pungkasnya. 
 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved