OPINI: Nasib Merger di Tangan Starlink

Keberadaan Starlink sangat dirisaukan empat operator seluler, Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), Xl Axiata dan Smartfren.

Editor: adi kurniawan
Dok Telkomsel
Keberadaan Starlink sangat dirisaukan empat operator seluler, Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), Xl Axiata dan Smartfren. 

Masalahnya, nilai pasar keduanya njomplang, tidak imbang, XL Axiata jauh lebih kuat dan bersih dari sisi layanan, finansial dan pelanggannya.

Untuk jadi mayoritas bisa dengan melakukan top up, yang dalam kasus ini sangat besar kemungkinan harus dilakukan Sinar Mas.

Berapa besar, ini yang akan menjadi kesepakatan dalam due dilligent yang mungkin sedang dibicarakan, dan sulit untuk mengkira-kira besaran top up-nya.

Dalam kasus merger Indosat dan Hutchison Tri jadi IOH (Indosat Ooredoo Hutchison) nilai transaksinya dikatakan sampai Rp 90 triliun, terbesar hingga saat ini.

Hanya saja yang terlibat tidak hanya kedua entitas, tetapi juga pihak lain yang masuk sebagai pemegang saham IOH.

Apakah transaksi untuk perusahaan gabungan MergeCo akan sebesar itu, tidak ada yang bisa menaksir.

Sepintas, sebagai perbandingan, jumlah pelanggan XL Axiata saat ini sekitar 57,6 juta, pelanggan Smartfren sekira 37 juta, jumlah BTS masing-masing 160.124 unit (XL Axiata) dan 46.000 unit (Smartfren).

Sementara laba XL pada Triwulan 1 tahun 2024 mencapai Rp 539,07 miliar dan Smartfren di periode sama rugi Rp 253,42 miliar.

Angka-angka tidak bisa dijadikan bahan untuk menghitung siapa harus top tup dan siapa jadi mayoritas, sementara keduanya kencang berniat sama.

Orang bisa bilang, dilihat dari performansi, XL Axiata ada “di atas angin”. Jangan salah, Kelompok Sinar Mas adalah saudagar sangat kaya yang saking kayanya konon uangnya “tidak berseri”.

Tetap menjadi pertanyaan, jika peran layanan telekomunikasi teresterial seperti XL Axiata dan dua operator lain, Telkomsel dan IOH akan tertekan oleh beroperasinya Starlink, apakah merger akan tetap menarik bagi keduanya.

Apalagi di langit LEO tidak hanya ada Starlink, ada enam perusahaan satelit China yang bentuk satelitnya datar seperti papan.

Juga ada AST Space Mobile dengan brand direct to device dan Lynk Global yang sudah beroperasi dan bekerja sama dengan operator seluler di tujuh benua.

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved