Opini
Nutrisi untuk Semua, Masyarakat Sejahtera
“Kita tidak dapat berpikir dengan baik, mencintai dengan baik, tidur dengan baik, jika kita belum makan dengan baik
Upaya peningkatan ketersediaan pangan, yang meliputi pengembangan sektor pertanian dan peningkatan akses terhadap pangan yang stabil dan terjangkau, menjadi sangat penting dalam strategi ini.
Meningkatkan produktivitas pertanian melalui penerapan praktik pertanian yang berkelanjutan adalah langkah lain yang krusial.
Pemerintah harus memberikan dukungan teknis dan finansial kepada petani, guna mendorong pengadopsian teknologi pertanian modern dan pengembangan sistem irigasi yang berkelanjutan, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil panen.
Edukasi dan kesadaran masyarakat tentang nutrisi juga sangat penting. Sosialisasi dan edukasi gizi, terutama di
daerah terpencil, perlu dilakukan untuk membantu masyarakat memahami pentingnya asupan nutrisi yang seimbang.
Adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan prioritas lain dalam strategi ini. Pengembangan varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim, sistem irigasi yang efisien, dan praktik pertanian berkelanjutan adalah kunci untuk menghadapi perubahan iklim.
Laporan Indeks Kelaparan Global (GHI) 2023 menggarisbawahi eskalasi perubahan iklim di tingkat global yang berdampak pada peningkatan jumlah orang yang mengalami kelaparan parah.
Laporan GHI juga menyoroti ketimpangan yang dihadapi oleh perempuan dan pemuda dalam sistem pangan saat ini yang sering kali tidak berkelanjutan, tidak adil, dan rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Oleh karena itu, meningkatkan akses dan dukungan kebijakan kesetaraan gender dan inklusi dalam sistem pangan bagi kelompok demografis ini harus menjadi fokus utama.
Dalam mengatasi disparitas gizi, khususnya masalah stunting dan wasting, diperlukan strategi yang terfokus pada intervensi lokal dan terpadu.
Pemerintah daerah harus melakukan pemetaan dan analisis menyeluruh untuk mengidentifikasi daerah dengan prevalensi stunting dan wasting tertinggi serta memahami penyebab spesifik di masing-masing daerah.
Berdasarkan analisis ini, program intervensi khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal dapat dikembangkan. Program ini harus mencakup peningkatan akses ke nutrisi yang berkualitas, pendidikan gizi yang ditargetkan untuk keluarga, serta peningkatan layanan kesehatan dan sanitasi.
Kolaborasi antarsektor, termasuk kesehatan, pendidikan, dan pertanian, juga krusial untuk pendekatan holistik dan efektif dalam mengatasi disparitas gizi di Sumsel.
Sumsel, dengan potensi yang besar, berada di ambang peluang untuk mencapai SDG 2. Pendekatan inovatif dan berkelanjutan yang peka terhadap kebutuhan lokal dapat memberikan dampak positif bagi penduduknya dan menjadi contoh bagi upaya global dalam memerangi kelaparan dan meningkatkan gizi.
Keberhasilan Sumsel dalam mencapai SDG 2 tidak hanya akan membantu memerangi kelaparan atau meningkatkan gizi, tetapi juga akan membangun fondasi bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Ini sejalan dengan pandangan Virginia Woolf tentang pentingnya nutrisi dalam kehidupan kita.
Merdeka Belajar, Merdeka Beriman: Refleksi Hari Kemerdekaan dalam Bingkai Pendidikan Islam |
![]() |
---|
Pengoplosan Beras Mengindikasikan Lemahnya Posisi Kosumen? |
![]() |
---|
Menelisik Tren Hunian Hotel di OKU: Antara Tantangan dan Optimisme |
![]() |
---|
NTP dan NTUP Sumsel Turun: Apa Artinya Bagi Ketahanan Petani? |
![]() |
---|
Apresiasi Tinggi untuk Retret Laskar Pandu Satria di Sumsel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.