Mimbar Jumat

Mimbar Jumat: Pergantian Tahun. Menatap Hari Esok Lebih Baik

Hakikatnya tidak ada pertambahan umur dalam kehidupan umat manusia, justru jatah umur kita semakin berkurang, namun tidak semua menyadarinya.

|
Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM/Istimewa
Drs H Salman Rasyidin (Mantan Wartawan Sriwijaya Post/Wakil Sekretaris Dewan Pendidikan Sumsel) 

Oleh : Drs H Salman Rasyidin
(Mantan Wartawan Sriwijaya Post/Wakil Sekretaris Dewan Pendidikan Sumsel)

SRIPOKU.COM -- TIDAK terasa, beberapa hari ini ke dapan kita sudah berada di penghujung tahun 2023, dan Insyaa Allah kita akan segera memasuki tahun baru 2024. Perlu kita sadari bahwa silih bergantinya waktu dan semakin bertambahnya usia kita sebenarnya menandakan bahwa jatah umur kita semakin sedikit dan ajal kita semakin dekat. Pada hakikatnya tidak ada pertambahan umur dalam kehidupan umat manusia, justru jatah umur kita semakin berkurang, namun tidak semua menyadarinya.

Terkait dengan itu, Basyr bin AlHarits rahimahullah pernah berkata: “Aku pernah melewati seorang ahli ibadah di daerah Bashrah dan ia sedang menangis. Aku bertanya, “Apa yang menyebabkanmu menangis?” Ia menjawab, “Aku menangis karena umur yang luput dariku dan atas hari yang telah berlalu. Ajalku ternyata semakin dekat, tetapi belum jelas juga amalku.” (Mujalasah wa Jawahir Al-‘Ilm, 1:46).

Berkaitan dengan itu Islam mengajarkan kepada kita untuk menjadikan masa lalu sebagai ‘pelajaran’ untuk melakukan perbaikan di hari esok.

Allah SWT mengingatkan dalam firmannya yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya (di waktu yang telah berlalu) untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hasyr ayat 18).

Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al ‘Azhim menafsirkan ayat di atas "Lihatlah amalan shalih apa yang telah kalian persiapkan sebagai bekal untuk hari akhirat dan menghadap kepada Allah SWT”. Hari esok adalah kehidupan akhirat, dunia hanyalah waktu sementara. Dunia adalah ladang tempat menyemai amal kebaikan yang hasilnya kelak akan dipetik di kampung akhirat.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Logo SripokuTv36

Sebagai mengigatkan, hidup kita di dunia hanya bersifat sementara, maka kita diperintahkan untuk pandai-pandai memanfaatkan dan mengatur waktu ada untuk melakukan sesuatu yang positif namun bernilai ibadah untuk memberatkan timbangan pahala di hari akhir nanti. Sebab ajal adalah sesuatu yang pasti namun kita tidak mengetahui kapan datangnya. Dan hari esok kehidupan akherat sangat tergantung pada yang kita lakukan hari ini di kehidupan dunia.

Dalam satu hadits Rasulullah SAW bersabda: ٍ ‘Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang musafir’” (HR. Bukhari)
Hadits tersebut menjelaskan kepada kita bahwa hidup di dunia hanya sementara digambarkan sebagaimana seorang musafir 6 (orang yang melakukan perjalanan) yang hanya numpang lewat saja, hanya sebentar dan akan segera kembali pulang.

Seketika mendapat nasehat tersebut, Abdullah Ibn Umar r.a. berkata: ْ“Jika engkau berada di sore hari, janganlah menunggu pagi hari. Dan jika engkau berada di pagi hari, janganlah menunggu sore hari. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Bukhari)

Hendaknya dalam menjalani kehidupan di dunia fana ini, kita selalu berusaha segera melakukan pekerjaan terbaik sesuai dengan ajaran Islam, bukan yang terbaik manurut kita masing-masing. Di balik itu kita jangan suka menunda-nunda hingga esok hari melakukan sesuatu yang bernilai baik. Sebab belum tentu kita masih hidup atau memiliki kesempatan yang sama untuk melakukannya di hari esok.

Betapa banyak manusia yang lalai akan kehidupan akhirat dengan tidak mengutamakan dan focus beribadah tanpa meninggal duniawi. Mereka hanya sibuk mengejar dunia dengan materinya dengan berbagai cara, bahkan dengan menghalalkan segala cara. Mereka beraktifitas di dunia dengan nuansa Islami. Mereka tidak menjadikan Islam sebagai pemandu kehidupan yang berlandaskan Al Quran dan sunnah Rasulullah SAW.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Logo instagram.com/sriwijayapost/

Bahkan mereka tidak mau belajar agama. Dan lebih parahnya lagi lupa akan kewajiban shalat 5 waktu dan kewajiban lainnya. Allah SWT berfirman : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al Qashash: 77).

Pelajaran penting yang bisa kita ambil adalah jadikan akhirat sebagai tujuan dari perjalanan kehidupan di dunia ini. Begitu pula jika kita diberi karunia materi dan rezeki yang melimpah, jadikanlah itu sebagaimana perantara menuju kebaikan dan bekal menuju alam akhirat.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved