Mimbar Jumat
Guru Ngaji Tikar. Tradisi Pembelajaran Al-Qur’an Masyarakat Melayu yang Dilupakan
Tradisi belajar membaca al-Qur’an di masyarakat melayu masih menggunakan pola belajar yang dibimbing oleh seorang guru ngaji tikar.
Dampak instruksional dari ngaji ti kar adalah mencapai kemampuan membaca al-Qur’an, sedangkan dampak pe ngi ring dari tradisi ini berupa penanaman adab terhadap al-Qur’an.
Sepertinya dam pak pengiring berupa penguatan pembelajaran adab terhadap al-Qur’an inilah yang semakin mengering dan rapuh pada pola pengajaran al-Qur’an saat ini.
Tradisi Ngaji Tikar: Materi dan Prosesnya
Istilah ngaji tikar untuk menyebut tradisi pembelajaran membaca al-Qur’an pada ma syarakat melayu di Sumatera Selatan merujuk pada materi tunggal untuk mem-be kali murid kemampuan membaca al-Qur’an dengan baik dan benar.
Membaca de ngan baik mengacu pada kemampuan membaca dengan irama dan langgam ba caan yang indah dan syahdu sehingga menyentuh kalbu pembaca dan pendengar bacaan itu.
Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Sedangkan benar mengacu pada ketepatan membaca sesuai dengan ka idah ilmu tajwid.
Secara budaya, ngaji tikar sebenarnya lebih merujuk pada fasilitas belajar berupa tikar purun sebagai alas duduk guru dan murid saat belajar mengaji.
Tempat be la jar adalah rumah-rumah guru ngaji yang biasanya menggunakan bagian ruang te ngah yang biasanya difungsikan untuk ruang tamu.
Ketika murid-murid yang da tang mengaji selepas shalat maghrib langsung menggelar tikar purun dan duduk me lingkar seperti khalaqah dengan posisi guru di tengah.
Jumlah murid tidak ba nyak, berkisar 5 sampai 10 murid.
Jumlah ini tetap bertahan sampai murid-murid ta mat membaca al-Qur’an 30 juz.
Pada pembelajaran ngaji tikar ada tiga kelompok murid yaitu murid pemula yang disebut murid belajar Alif Bata.
Kelompok kedua adalah murid ngaji surat kecit dan murid lanjutan yang disebut murid ngaji surat besak.
Pada kelompok pemula pembelajaran diawali dengan belajar alif bata sebagai dasar-dasar pengenalan huruf hijaiyyah.
Pada kelompok murid ngaji surat kecit menggunakan Juz ‘Amma.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:
