Sempat Memberikan Firasat akan Meninggal Dunia, Mengenang Korban G30S/PKI Mayjen R Suprapto
Salah satunya yakni Mayjen R Suprapto, yang menjadi korban dalam G30S/PKI dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakartahh
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
Selanjutnya, keduanya aktif menyumbangkan tenaga di bidang yang sama.
Suprapto juga mengikuti pelatihan seperti Keibodan, Seinendan, dan Suisyintai.
Pelatihan tersebut dilakukan seperti latihan militer.
Oleh karena itu, Suprapto dapat memetik manfaat.
Karier Militer
Ketika Soekarno membacakan proklamasi, Suprapto berada di Cilacap.
Sejak saat itu, ia turut aktif melakukan usaha perebutan senjata Jepang.
Saat ini lah yang menjadi titik dimulainya karier Suprapto.
Setelah terbentuk Divisi V TKR Purwokerto, Suprapto diserahi jabatan sebagai Kepala bagian II Divisi V, dan diberi pangkat kapten.
Hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari pengalaman dan latar belakang pendidikan Suprapto.
Sementara itu, Soedirman memimpin Divisi V.
Pada pertempuran Ambarawa, Suprapto turut mendampingi Soedirman.
Setelah pertempuran Ambarawa berakhir, Pemerintah melantik Soedirman sebagai Panglima Besar TKR.
Ketika itu, Jenderal Sudirman mengangkat Suprapto sebagai ajudannya.
Pada masa ini, Suprapto menikahi Julie Suparti pada 4 Mei 1946.
Di kemudian hari, dari pernikahan ini lahir dua anak perempuan dan dua anak laki-laki.
Seiring dengan berjalannya waktu karier Suprapto semakin meningkat.
Tercatat ia pernah menjabat sebagai Wakil KSAD hingga Deputi Administrasi Menteri/Panglima Angkatan Darat.
Meninggal
Suprapto turut gugur dalam peristiwa G30S/PKI.
Atas pengabdiannya, pemerintah menganugerahi Soeprapto gelar Pahlawan Revolusi pada tanggal 5 Oktober 1965.
Pangkat Suprapto secara anumerta dinaikkan menjadi Letnan Jenderal TNI.
Sang Survivor
Jalan hidup Soeprapto nyaris selalu lekat dengan maut.
Ia pernah ditawan tentara Jepang, kemudian bertaruh nyawa saat turut melucuti senjata serdadu Dai Nippon tak lama setelah proklamasi kemerdekaan.
Tak lama berselang, Soeprapto ikut bertempur bersama Panglima Besar Jenderal Soedirman di Ambarawa menghadapi pasukan sekutu yang persenjataan dan pengalamannya berlipat-lipat lebih baik.
Dari semua aktivitas berisiko tinggi itu, Soeprapto selalu mampu bertahan dan selamat.
Sampai akhirnya, ia termasuk salah satu petinggi Angkatan Darat yang menjadi korban tewas dalam Gerakan 30 September (G-30S) 1965 dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dituding sebagai aktor utamanya.
Baca juga: Sosok Letkol Untung Syamsuri, Dalang Dibalik Pembunuhan 7 Jendral di G30S/PKI, Ini Potret Langkanya
