Sempat Memberikan Firasat akan Meninggal Dunia, Mengenang Korban G30S/PKI Mayjen R Suprapto
Salah satunya yakni Mayjen R Suprapto, yang menjadi korban dalam G30S/PKI dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakartahh
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
Pada waktu itu situasi di tanah air turut terdampak perang dunia II.
Untuk mengantisipasi menjalarnya perang ke Indonesia, pemerintah Hindia Belanda merekrut pemuda indonesia untuk bergabung dalam pasukan militer.
Pada mulanya, kalangan pergerakan kurang menyetujui rencana ini.
Akan tetapi ancaman Jepang juga dapat membahayakan Indonesia.
Kala itu, Suprapto masuk di Koninklijk Militaire Akademie (KMA) di Bandung.
Pendidikan tersebut belum sempat diselesaikan lantaran Belanda menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
Setelah kedatangan Jepang, pasukan Belanda menjadi tawanan.
Sebagai seornag taruna akademi militer, Suprapto turut ditawan.
Kemudian ia berhasil melarikan diri dan kembali ke Purwokerto.
Ketika masa pendudukan Jepang, Suprapto mnedorong agar pemuda berlomba memperbaiki nasib bangsa.
Ia tertarik terhadap masalah sosial, terutama kepemudaan.
Karena hal itulah ia mengikuti kursus Cuo Seinen Kunrensyo.
Setelah itu, ia bekerja di kantor Pendidikan Masyarakat Desa Banyumas, di Purwokerto.
Suatu hari ia berkenalan dengan Soedirman, yang kelak menjadi Panglima Besar.
Kala itu, keduanya sepaham tentang cara memajukan pemuda.
