Sempat Memberikan Firasat akan Meninggal Dunia, Mengenang Korban G30S/PKI Mayjen R Suprapto
Salah satunya yakni Mayjen R Suprapto, yang menjadi korban dalam G30S/PKI dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakartahh
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
Semasa kecil, ia juga dikenal pandai mengarang.
Ketika belajar di AMS, ia mengikuti sebuah sayembara mengarang.
Kemudian, karangan Suprapto yang berjudul Mijn Ideaal (Cita-Citaku) memperoleh nilai yang terbaik.
Karangan itu selanjutnya diterbitkan di majalah Vox yang diterbitkan AMS Yogyakarta.
Ada Firasat akan Meninggal Dunia
Sehari sebelum peristiwa penculikan G30S/PKI, Ratna menangkap ada perilaku aneh dari sang ayah, Soeprapto.
Ratna merasakan keanehan itu saat berbincang-bincang di ruang kerja sang ayah.
"Bapak menyodorkan sebuah pertanyaan yang terasa mengentak, 'Kamu sedih tidak kalau Bapak meninggal dunia?'" ujarnya.
Karena terkejut, Ratna tak menjawab pertanyaan tersebut. "Bapak omong apa, sih?" timpal Ratna singkat.
Dialog itu tak berlanjut.
Ratna dan Soeprapto pun sibuk dengan urusan masing-masing.
Hingga akhirnya Jumat dini hari itu Soeprapto meninggalkan rumah, pergi untuk selamanya.
Selain Ratna, empat anak Soeprapto adalah Sri Lestari, Pudjadi Setia Dharma, Asung Pambudi Budhidarma, dan Arif Prihadi Adjidharma.
Pendidikan Militer
Setelah menyelesaikan pendidikan di AMS pada 1941, Suprapto memasuki pendidikan militer Belanda.
