Setelah Ramai di Muratara, Kini Juga Ditemukan Banyak Babi Hutan Mati di Lahat, Warga Cemas

Setelah diperiksa Dinas Pertanian Lahat mengungkap sebab babi mati di Lahat karena akibat demam babi atau ASF (African Swine Fever).

Penulis: Ehdi Amin | Editor: Refly Permana
sripoku.com/ehdi amin
Drh Astin Tri Saputra saat memantau kandang babi di Kecamatan Lahat, sejalan dengan banyaknya mati yang mati. 

Dinasnya sudah mengirim surat ke Balai Veteriner Lampung untuk sama-sama turun ke lapangan mengecek kejadian tersebut. 

"Kami sudah berkirim surat ke Balai Veteriner Lampung untuk sama-sama turun mengecek kajadian ini," kata Suhardiman. 

Menurut dia, banyaknya babi mati ini diduga terkena serangan virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.

"Tapi itu baru dugaan, kita masih menunggu tim dari Balai Veteriner Lampung," kata Suhardiman.

Dia mengungkapkan kejadian tersebut baru pertama kali ini terjadi di Kabupaten Muratara.

Soal virus ASF yang mengakibatkan kematian pada babi ini diketahuinya telah muncul di Sumsel sejak pertengahan tahun lalu.

Baca juga: Dibalik Aksi Blokade Jalan di Muratara, Anggota DPRD Sumsel Ini Mensinyalir Ada Sindikat Narkoba 

Baca juga: Warga Dukung Kebijakan Pemda Muratara, Larang Pesta Malam, Hanya Segelintir Orang Yang Menolak

Ketika itu, ratusan ekor babi ternak di Palembang mati mendadak.

Kasus tersebut terus meluas mengarah pada babi hutan pada Februari 2021 hingga saat ini.

"Di beberapa daerah khususnya di Sumsel ini kabarnya sudah banyak babi liar mati," ujar Suhardiman.

Sebelumnya diberitakan, warga di beberapa wilayah di Kabupaten Muratara dihebohkan dengan banyaknya babi hutan mati.

Penemuan babi mati ini di antaranya berada di wilayah Kecamatan Rawas Ilir dan Kecamatan Nibung.

"Saya pagi tadi ke kebun, ada sekitar tiga ekor (babi mati) yang saya temui," kata Mustofa, warga Kelurahan Bingin Teluk, Kecamatan Rawas Ilir, Jumat (21/5/2021). 

Dia meyakini babi itu mati dengan sendirinya, bukan karena dibunuh pemburu atau terperangkap jeratan babi di kebun warga. 

"Bangkai babinya sudah sampai busuk, kalau diburu pasti sudah dibawa, di sekitar babi itu juga tidak ada perangkap babi," kata Mustofa. 

Baca juga: Kisah Bayi Tiga Bulan di Muratara yang Ibunya Meninggal Ayah Kerja Serabutan, Kini Diadopsi Tetangga

Baca juga: Guru Terbanyak, Berikut Rincian 1.106 Formasi Penerimaan CPNS dan PPPK 2021 di Kabupaten Muratara

Warga lainnya, Dwi mengungkapkan juga menemukan babi mati di kebun karet miliknya beberapa hari lalu. 

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved