Perspektif Agama dan Ekonomi
Menyikapi Efek Domino Pandemi : Perspektif Agama dan Ekonomi
Covid-19 yang awal kemunculannya merupakan masalah di bidang kesehatan, kemudian merambat dengan cepat ke berbagai permasalahan baik sosial
Dan persoalan kurangnya fasilitas atau ketidak-mampuan ekonomi untuk memiliki Gadget sebagai media pembelajaran, melahirkan persoalan-persoalan baru seperti meningkatnya tingkat depresi anak, kenakalan remaja, bahkan pernikahan dini, angka perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga.
Covid 19 Juga telah mempengaruhi budaya secara signifikan.
Budaya bersalaman, menengok orang sakit dan menghadiri perayaan telah terbatasi dengan sangat ketat.
Budaya lainnya yang seolah lahir dari kondisi Covid 19 ini adalah wajibnya penggunaan masker hampir dalam segala kondisi dan semua tempat umum tanpa kecuali baik oleh orang sehat maupun sakit.
Padahal selama ini masker hanya digunakan oleh pengendara roda dua ataupun untuk alasan medis baik oleh dokter, pasien, ataupun masyarakat yang menghindari polusi udara.
Budaya lainnya yang menguat pada masa ini adalah belanja dan atau transaksi keuangan melalui online.
Dalam konteks perekonomian budaya belanja ataupun transaksi Online ini dapat dimaknai positif karena dapat menjaga tetap berjalannya pertumbuhan ekonomi.
Namun di sisi lain ketika beriringan dengan budaya konsumtif masyarakat yang telah tertanam sebelumnya menimbulkan banyak persoalan, baik persoalan ekonomi semata seperti terlilitnya masyarakat oleh bunga Pinjaman Online, ataupun permasalahan sosial lainnya karena tidak jarang transaksi pinjaman online tersebut meresahkan masyarakat bahkan berujung pada tindak kriminalitas.
Ditambah lagi kenyataan bahwa krisis ekonomi tidak dapat dihindari karena banyak masyarakat yang terdampak pandemi ini.
Di atas semua efek domino yang telah disebutkan, yang paling mengguncang adalah efek bidang keagamaan. Sempat ditiadakannya penyelenggaraan Sholat Jum’at, Sholat Idul Fitri dan Idul Adha berjamaah, ditiadakannya penyelenggaraan Ibadah haji maupun
Umroh merupakan kondisi yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Hal serupa tentu saja dirasakan juga oleh umat-umat agama lain terkait pelaksanaan ritual ibadah mereka.
Walaupun dalam catatan sejarah umat manusia wabah penyakit pernah terjadi di masa lalu, namun relative lebih kecil baik akibat maupun skala yang melingkupinya.
Sehingga kondisi pandemi yang mengglobal dan masih berlangsung ini seolah menguji keimanan kita.
Oleh karena itu seyogyanya kondisi ini perlu disikapi dengan tindakan-tindakan yang dilandasi keimanan juga, agar bisa segera berlalu dan menjadi pelajaran berharga supaya tidak terulang lagi.