Virus Corona di Palembang
Cerita Jurnalis Palembang Pernah Terpapar Covid-19, Jati: Kurangi Makan Bareng dan Nongkrong di Cafe
Sebagai penyintas Covid-19, Jati seringkali memberikan informasi kepada orang sekitarnya bahwa Covid-19 benar-benar ada.
Penulis: maya citra rosa | Editor: Sudarwan
Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pernah terpapar Covid-19 pada awal Desember 2020 lalu, membuat salah satu Jurnalis di Palembang, Jati Purwanti lebih aware atau peduli lagi terhadap lingkungan sekitarnya.
Jati membagikan cerita pengalamannya awal terkonfirmasi positif Covid-19 yang berawal dari kontak dengan teman sesama jurnalis.
Baca juga: Palembang Masih Zona Merah Covid-19, Wawako Prihatin Pertanyakan Kedisplinan Masyarakat
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Terhadap Wakil Ketua I DPRD Musirawas Ditunda, Cek Olah: Saya Memang Demam
Berawal dari situ, Jati berinisiatif untuk melakukan tes swab juga mengikuti arahan tracing dari salah satu puskesmas di Palembang.
"Waktu itu karena salah satu teman (jurnalis) saya terkonfirmasi, saya merasa pernah kontak dengan orang tersebut, akhirnya saya inisiatif meminta untuk dilakukan swab," ujarnya dalam Live Streaming Sripoku TV, dengan tema Mencari Relawan Donor Darah dan Plasma Konvalesen, Senin (1/2/2021).
Setelah melakukan tes swab di salah satu puskesmas, Jati harus menunggu hasil kurang lebih satu minggu.
Dia merasa jarak waktu menunggu hasil terlalu lama sehingga dia memilih untuk swab kembali di RS Siti Fatimah.
Baca juga: Muncul Lagi Gejala Baru yang Dikaitkan dengan Covid-19, Perhatikan Jika Lidah Anda Bercak atau Luka
Baca juga: Bupati Muratara Syarif Hidayat Tidak Divaksin Covid-19, Terhalang Faktor Usia, Berikut Penjelasannya
"Karena terlalu lama menunggu hasilnya, saya swab lagi itu pagi dan malamnya keluar hasilnya positif Covid-19," ujarnya.
Setelah itu, karena tidak memiliki gejala yang berat, Jati menjalani isolasi mandiri secara ketat.
Dia mengalami gejala ringan seperti diare, batuk kering, migran dan badan yang letih.
"Mungkin karena antibodi yang kuat jadi hanya ada gejala ringan," ujarnya.
Selama 14 hari menjalani isolasi mandiri, pada pertengahan Desember lalu ia dinyatakan sembuh.
Baca juga: TAMBAH LAGI 32 Kasus Baru, Total Warga Palembang yang Terpapar Covid-19 Jadi 6.783 Orang, 30-1-2021
Mengetahui mengenai adanya donor plasma konvalesen, Jati bersedia jika diperbolehkan untuk menjadi pendonor bagi mereka yang terpapar.
Tetapi karena prosedur donor yang memiliki kriteria khusus sehingga donor plasma konvalesen tidak bisa dipaksakan.
Salah satu kriterianya ialah diutamakan laki-laki, diperbolehkan bagi pendonor wanita yang belum pernah hamil.
Baca juga: Gubernur Anies Baswedan Sebut Wisma Atlet Kemayoran Sebagai Monumen Covid-19
Hal ini karena jika sudah hamil, wanita tersebut kemungkinan sudah terpapar hormon lain dari janinnya.
Sehingga membutuhkan pemeriksaan Human Leukocyte Antigen (HLA) dan Sumsel belum memiliki alat pemeriksaan tersebut.
Sebagai penyintas Covid-19, Jati seringkali memberikan informasi kepada orang sekitarnya bahwa Covid-19 benar-benar ada.
Sehingga untuk terhindar dari penularan, jangan sampai kendor menjalankan protokol kesehatan.
"Saya sering ingatkan kepada teman-teman dan orang sekitar, Covid-19 itu ada. Jadi, ayo pakai masker dengan benar, jaga jarak dan cuci tangan," ujarnya.
Dia juga mengingatkan untuk tidak menyepelekan prokes dengan orang terdekat, seperti keluarga dan teman.
Baca juga: 20 Menit di Kamar Berduaan Dengan Pasien Covid-19 Sembari Bawa Wine, Petugas Karantina Dipecat
Hal ini karena dia sendiri tertular karena sering makan bersama teman-teman saat bekerja.
"Saya juga merasa kalau ini bisa saja tertular karena sering makan bareng teman, karena kita tidak bisa kontrol apakah ada droplet atau bagaimana," ujarnya.
Oleh karena itu, Jati meminta kepada masyarakat terutama anak muda untuk mengurangi makan-makan bersama untuk sementara selama pandemi.
"Seperti kurangi makan bareng atau nongkrong di cafe untuk sementara saat ini," ujarnya.