La Nina Sapu Sumsel, Curah Hujan 40 Persen di Atas Normal

Ia meminta untuk memastikan tempat evakuasi sementara dapat digunakan, setiap daerah rawan bencana miliki tempat evakuasi sementara.

Editor: Soegeng Haryadi
DOK. SRIPO
Sriwijaya Post, edisi Senin (12 Oktober 2020); La Nina Sapu Sumsel 

JAKARTA, SRIPO -- Anomali iklim La Nina sudah muncul di Samudera Pasifik ekuator. Indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir dengan nilai anomali telah melewati angka minus 0,5 derajat Celcius.

Imbasnya untuk Indonesia adalah terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan hingga 40 persen di atas normal. Karena rawan bencana, seluruh pihak diminta bersiap terutama terkait pengelolaan tata air.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merekomendasikan kesiapsiagaan tidak hanya pada tingkat provinsi tetapi hingga tingkat kecamatan, kelurahan atau desa, dan bahkan keluarga.

Masuk Musim Hujan, BPBD Empat Lawang Ingatkan Warga Waspada Bahaya Longsor dan Banjir

Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan menjelaskan kesiapsiagaan harus dilakukan di setiap tingkat. Ia menegaskan bahwa camat, lurah, dan kepala desa untuk melakukan beberapa pencegahan.

Ia meminta untuk memastikan tempat evakuasi sementara dapat digunakan, setiap daerah rawan bencana miliki tempat evakuasi sementara.

Pihaknya juga meminta aparat desa untuk mengidentifikasi bangunan aman yang dapat digunakan sebagai shelter sementara, seperti rumah warga, kantor desa atau pun sekolah.

BMKG Minta Masyarakat Sumsel Waspadai Angin Puting Beliung, Wilayah Sumsel Masuk Musim Hujan

"Jangan sampai tempat evakuasi menjadi kluster baru Covid-19. Identifikasi rumah aman yang dapat digunakan sebagai tempat evakuasi sementara,” ujar Lilik, Minggu(11/10).

Ia juga meminta kepada masyarakat yang terpapar mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan. Lilik mengingatkan protokol kesehatan, yaitu 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan).

Sebagaimana diketahui, pemerintah lewat Satgas Covid-19 saat ini terus menggencarkan kampanye penyuluhan 3M.

Kampanye 3M ini terus menerus disosialisasikan supaya masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran Covid-19 banyak datang dari pergerakan manusia.

Makanya, pelaksanaan 3M harus dijalankan secara ketat.

Apabila saat evakuasi tidak dimungkinkan untuk menerapkan protokol kesehatan, dengan pertimbangan keselamatan, selanjutnya protokol harus diterapkan dengan ketat.

“Kita harus memastikan masyarakat untuk mengetahui apa yang harus dilakukan apabila ada info dari BMKG,” katanya.

Hal tersebut terkait dengan penyampaian informasi yang diberikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat kabupaten dan kota kepada pihak kecamatan dan selanjutnya di tingkat desa.

“Sosialisasikan informasi kepada masyarakat dengan bijak, jangan menakuti-nakuti,” kata Lilik.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved