New Normal

New Normal : New  Mindset, New Habits, New Man

Tatanan baru ini diperlukan karena hingga kini belum ditemukan vaksin definitif dengan standar in­ter­nasional untuk pengobatan virus corona.

Editor: Salman Rasyidin
Istimewa
Dr. Ir. H. Abdul Nadjib S,.MM (Dosen FISIP UNSRI Palembang / Pemerhati Kebijakan Publik Daerah). 

Hanya saja, perkara mudah ini sering kali diremehkan manusia.

Rajin mencuci tangan de­ng­an sabun dan air yang mengalir dapat melindungi diri dari virus yang menempel.

Begitu pu­la setelah beraktifitas di luar rumah, seperti bekerja maka segera mandi dan ganti baju yang ber­sih.

Memakai Masker Saat Di Ruang Publik

Pemakaian masker biasanya sangat dianjurkan bagi orang yang berada di kota-kota besar untuk menghindari udara kotor karena polusi.

Hanya saat ini, masker berguna untuk men­ce­gah penyebaran virus Covid-19.

Terutama saat berada di ruang publik yang berisi banyak o­rang, masker wajib dikenakan oleh orang yang sakit maupun sehat agar tidak menularkan vi­rus pada yang lain.

Menjaga Jarak Saat Berada Di Keramaian

Aktifitas yang dilakukan di rumah saja, bisa tidak berlaku pada seseorang yang harus me­la­ku­kan pekerjaan di lingkungan luar.

Tentu saja untuk mencegah penularan virus, harus dite­rapkan jaga jarak yang dikenal dengan istilah physical distancing.

Kebiasaan ini akan tetap ber­laku pada masa new normal.

Ketika berada di keramaian, atur jarak lebih satu meter de­ng­an orang lain.

Menjaga Kesehatan Tubuh, 

Lemahnya sistem kekebalan tubuh menjadi poin terjangkitnya virus.

Maka dari itu sangat penting untuk selalu menjaga tubuh tetap sehat dan bugar selama me­masuki era new normal.

Tubuh yang sehat dapat menangkal virus untuk bertahan.

Rutin ber­olahraga dan makanan bergizi perlu mulai dibiasakan.

Jika perlu minum vitamin, jamu-jamuan atau suplemen agar tubuh semakin fit.

Tak perlu melakukan olahraga berat agar ba­dan tetap sehat.

Olahraga ringan sepertipush up, jogging, sit up, naik turun tangga dan yoga da­pat menjaga imunitas tubuh jika rutin dilakukan.

New man, dimaksud adalah lahirnya manusia-manusia baru dengan pola pikir dan kebiasaan ser­ta perilaku baru di era kenormalan baru. 

Pola pikir yang dapat ditanamkan adalah bahwa kenormalan baru bukan sekadar tuntutan untuk beradaptasi, namun juga kesempatan untuk menjadikan kita manusia yang lebih baik.

Kenormalan baru tidak hanya berarti membentuk pe­rilaku dan kebiasaan baru yang berorientasi pada kesehatan, namun juga memberikan peluang untuk membentuk perilaku yang berorientasi pada kepekaan dan kepedulian.

Peka dan peduli terhadap kepentingan orang lain.

Physical distancingdan penggunaan alat pe­­lindung diri (APD) bukan semata-mata melindungi diri kita agar tidak tertular Covid-19, na­mun juga mengurangi kemungkinan kita menularkan kepada orang-orang di sekeliling ki­ta.

Peduli pada kesehatan dan keselamatan orang lain merupakan bentuk kematangan moral individu.

Menurut Lawrence Kohlberg dalam Maharsi Anindyajati, (2020), tokoh yang memper­ke­nal­kan teori perkembangan moral, menyesuaikan perilaku demi kepentingan bersama meru­pa­kan bentuk penalaran moral di levelpost-conventional, yang seharusnya terjadi pada orang de­wasa.

Namun, pada kenyataannya, tidak semua orang yang telah memasuki usia dewasa berada pada level moral ini. 

Banyak dari kita yangkurang peduli bila di ruang publik tanpa meng­gu­nakan masker, bukan hanya akan membahayakan diri kita sendiri dari virus corona, tapi ju­ga dapat membahayakan orang lain untuk tertular penyakit ini.

Demikian juga dengan ke­bi­asaan berkerumun tanpa jaga jarak.

Sampai-sampai Pemerintah Daerah merasa perlu me­ner­bitkan aturan denda bagi yang tidak menggunakan masker di ruang publik, maupun menghentikan acara-acara mengumpulkan orang banyak tanpa mematuhi protokol kese­hat­an.

Ternyata masih ada orang usia dewasa yang berperilaku untuk menghindarkan diri dari hu­kum­an atau mendapatkan keuntungan pribadi.

Perilaku yang lebih bersifat egosentris dan sa­ngat mengandalkan kontrol dari pihak eksternal ini mencerminkan tahappre-conven­ti­on­alyang seharusnya terjadi pada anak usia pra-sekolah.

Dengan demikian, ketaatan kita pada protokol kesehatan, akan mencerminkan tingkat per­kem­bangan moral kita.

Apakah kita akan memakai masker hanya saat ditegur oleh orang lain atau karena kesadaran kita untuk mencegah penularan dan penyebaran Covid-19?

Akan­kah kita tetap memborong saat membeli vitamin dan alat pelindung diri ataukah kita menyi­sa­kan bagi orang lain yang juga membutuhkan?

Akankah kita tetap akan peduli dengan orang-orang di sekeliling kita yang kehilangan mata pencahariannya?

Akankah kita tetap be­kerja secara optimal meski jauh dari pengawasan langsung atasan?

Sesungguhnya ini adalah kesempatan bagi kita untuk melatih diri membentuk perilaku baru, menjadi manusia-manusia baru yang akan meningkatkan moralitas kita sebagai manusia.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved