New Normal
New Normal : New Mindset, New Habits, New Man
Tatanan baru ini diperlukan karena hingga kini belum ditemukan vaksin definitif dengan standar internasional untuk pengobatan virus corona.
Hanya saja, perkara mudah ini sering kali diremehkan manusia.
Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir dapat melindungi diri dari virus yang menempel.
Begitu pula setelah beraktifitas di luar rumah, seperti bekerja maka segera mandi dan ganti baju yang bersih.
Memakai Masker Saat Di Ruang Publik
Pemakaian masker biasanya sangat dianjurkan bagi orang yang berada di kota-kota besar untuk menghindari udara kotor karena polusi.
Hanya saat ini, masker berguna untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.
Terutama saat berada di ruang publik yang berisi banyak orang, masker wajib dikenakan oleh orang yang sakit maupun sehat agar tidak menularkan virus pada yang lain.
Menjaga Jarak Saat Berada Di Keramaian
Aktifitas yang dilakukan di rumah saja, bisa tidak berlaku pada seseorang yang harus melakukan pekerjaan di lingkungan luar.
Tentu saja untuk mencegah penularan virus, harus diterapkan jaga jarak yang dikenal dengan istilah physical distancing.
Kebiasaan ini akan tetap berlaku pada masa new normal.
Ketika berada di keramaian, atur jarak lebih satu meter dengan orang lain.
Menjaga Kesehatan Tubuh,
Lemahnya sistem kekebalan tubuh menjadi poin terjangkitnya virus.
Maka dari itu sangat penting untuk selalu menjaga tubuh tetap sehat dan bugar selama memasuki era new normal.
Tubuh yang sehat dapat menangkal virus untuk bertahan.
Rutin berolahraga dan makanan bergizi perlu mulai dibiasakan.
Jika perlu minum vitamin, jamu-jamuan atau suplemen agar tubuh semakin fit.
Tak perlu melakukan olahraga berat agar badan tetap sehat.
Olahraga ringan sepertipush up, jogging, sit up, naik turun tangga dan yoga dapat menjaga imunitas tubuh jika rutin dilakukan.
New man, dimaksud adalah lahirnya manusia-manusia baru dengan pola pikir dan kebiasaan serta perilaku baru di era kenormalan baru.
Pola pikir yang dapat ditanamkan adalah bahwa kenormalan baru bukan sekadar tuntutan untuk beradaptasi, namun juga kesempatan untuk menjadikan kita manusia yang lebih baik.
Kenormalan baru tidak hanya berarti membentuk perilaku dan kebiasaan baru yang berorientasi pada kesehatan, namun juga memberikan peluang untuk membentuk perilaku yang berorientasi pada kepekaan dan kepedulian.
Peka dan peduli terhadap kepentingan orang lain.
Physical distancingdan penggunaan alat pelindung diri (APD) bukan semata-mata melindungi diri kita agar tidak tertular Covid-19, namun juga mengurangi kemungkinan kita menularkan kepada orang-orang di sekeliling kita.
Peduli pada kesehatan dan keselamatan orang lain merupakan bentuk kematangan moral individu.
Menurut Lawrence Kohlberg dalam Maharsi Anindyajati, (2020), tokoh yang memperkenalkan teori perkembangan moral, menyesuaikan perilaku demi kepentingan bersama merupakan bentuk penalaran moral di levelpost-conventional, yang seharusnya terjadi pada orang dewasa.
Namun, pada kenyataannya, tidak semua orang yang telah memasuki usia dewasa berada pada level moral ini.
Banyak dari kita yangkurang peduli bila di ruang publik tanpa menggunakan masker, bukan hanya akan membahayakan diri kita sendiri dari virus corona, tapi juga dapat membahayakan orang lain untuk tertular penyakit ini.
Demikian juga dengan kebiasaan berkerumun tanpa jaga jarak.
Sampai-sampai Pemerintah Daerah merasa perlu menerbitkan aturan denda bagi yang tidak menggunakan masker di ruang publik, maupun menghentikan acara-acara mengumpulkan orang banyak tanpa mematuhi protokol kesehatan.
Ternyata masih ada orang usia dewasa yang berperilaku untuk menghindarkan diri dari hukuman atau mendapatkan keuntungan pribadi.
Perilaku yang lebih bersifat egosentris dan sangat mengandalkan kontrol dari pihak eksternal ini mencerminkan tahappre-conventionalyang seharusnya terjadi pada anak usia pra-sekolah.
Dengan demikian, ketaatan kita pada protokol kesehatan, akan mencerminkan tingkat perkembangan moral kita.
Apakah kita akan memakai masker hanya saat ditegur oleh orang lain atau karena kesadaran kita untuk mencegah penularan dan penyebaran Covid-19?
Akankah kita tetap memborong saat membeli vitamin dan alat pelindung diri ataukah kita menyisakan bagi orang lain yang juga membutuhkan?
Akankah kita tetap akan peduli dengan orang-orang di sekeliling kita yang kehilangan mata pencahariannya?
Akankah kita tetap bekerja secara optimal meski jauh dari pengawasan langsung atasan?
Sesungguhnya ini adalah kesempatan bagi kita untuk melatih diri membentuk perilaku baru, menjadi manusia-manusia baru yang akan meningkatkan moralitas kita sebagai manusia.