New Normal
New Normal : New Mindset, New Habits, New Man
Tatanan baru ini diperlukan karena hingga kini belum ditemukan vaksin definitif dengan standar internasional untuk pengobatan virus corona.
Oleh : Dr. Ir. H. Abdul Nadjib, MM
Dosen FISIP UNSRI / Pemerhati Kebijakan Publik Daerah
New Normal dimaknai sebagai tatanan baru untuk beradaptasi dengan COVID-19.
Tatanan baru ini diperlukan karena hingga kini belum ditemukan vaksin definitif dengan standar internasional untuk pengobatan virus corona.
Para ahli masih bekerja keras untuk mengembangkan dan menemukan vaksin agar bisa segera digunakan untuk pengendalian pandemi COVID-19.
Saat ini satu-satunya cara yang kita lakukan bukan dengan menyerah tidak melakukan apapun, melainkan kita harus jaga produktivitas agar dalam situasi seperti ini kita produktif namun aman dari COVID-19, sehingga diperlukan tatanan yang baru.
New normal sebagai tatanan baru diharapkan muncul sebagai solusi untuk mengatasi sulitnya hidup saat pandemi Covid-19 muncul.
Kata tersebut berlaku di beberapa negara di dunia.
Sebenarnya era new normal diciptakan untuk mengatasi kondisi ekonomi yang semakin menurun karena dampak dari pandemic yang makin meluas dan tak terbendung.
Dengan penerapan tatanan hidup baru, diharapkan dapat memperbaiki sistem perekonomian sehingga masyarakat dapat bekerja dan menjalankan aktifitas lain di luar rumah.
Syaratnya merubah pola pikir, kebiasaan dan perilaku sehingga kita bagai lahir sebagai manusia baru di era new normal.
Dengan demikian new normal atau kenormalan baru pada dasarnya adalah pembentukan kebiasaan dan perilaku baru (new habits), yang didahului dengan pembentukan pola pikir baru (new mindset) dan kemudian akan lahir manusia-manusia baru (new man).
New mindset dimulai dengan pemikiran bahwa saat ini kita memang harus mengubah perilaku agar dapat beradaptasi dengan kondisi ini.
Situasi ke depan tidak akan sama dengan situasi yang lalu.
Berhentilah mempertanyakan kapan kita akan kembali ke kehidupan seperti sebelum pandemi Corona ini terjadi.