Sehari 46 Kasus Positif Covid-19
Melonjaknya jumlah kasus positif tersebut merupakan sumbangan terbesar dari kasus klaster pondok pesantren di Lubuklinggau
PALEMBANG, SRIPO -- Kasus positif Covid-19 di Sumsel mengalami lonjakan hingga 110 kasus perhari. Jumlah kasus pada Rabu (23/9) kemarin, merupakan yang tertinggi sejak kasus positif pada bulan puasa lalu, 14 Mei 2020 dengan angka 119 orang.
Melonjaknya jumlah kasus positif tersebut merupakan sumbangan terbesar dari kasus klaster pondok pesantren di Lubuklinggau. Dari hasil tracking terhitung ada 76 orang dari pengurus pondok pesantren dan santri yang terpapar Covid-19.
"Lonjakan ini yang terbesar pasca kasus bulan puasa kemarin. Lonjakan terbesar ini sumbangan klaster baru pondok pesantren," ujar Kasi Surveilance dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, Yusri kepada Sripo, Kamis (24/9).
• Prana Putra Sohe Minta Seluruh Ponpes di Lubuklinggau Tingkatkan Prokes Pasca Ada Klaster Pesantren
Ia menjelaskan, penelusuran kasus positif Covid-19 di pesantren berawal dari laporan 15 santri yang positif Covid-19 pada pekan lalu. Dari sana, gugus tugas melakukan penelusuran lebih lanjut. Mereka yang positif langsung ditangani oleh gugus tugas daerah setempat.
Penambahan kasus positif yang ditemukan di Sumsel hingga Rabu kemarin tersebar di enam daerah lain. Seperti Palembang 17 orang, Musirawas Utara lima orang, Musi Banyuasin dua orang, Muaraenim, Banyuasin, Musirawas dan Pagaralam masing-masing satu orang.
"Pemeriksaan sampel yang diperiksa setiap harinya berkisar 300-400, dalam sepekan terakhir ditemukan kasus positif rata-rata 45-46 kasus baru," jelasnya.
• 65 Santri Ponpes Lubuklinggau Terkonfirmasi Positif Covid-19, Semua Terlihat Sehat
Menurutnya, kasus yang terjadi menandakan bahwa Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 37 tentang protokol kesehatan belum maksimal. Beberapa daerah ada yang baru melakukan sosialisasi. Pihaknya meminta kepada masyarakat melaksanakan protokol kesehatan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain.
"Kalau melihat fakta di lapangan artinya masih banyak warga yang abai mengenai pergub prokes ini. Saat ini tergantung dari masyarakat itu sendiri untuk menekan terjadinya sebaran Covid-19," ungkap Yusri.
Sementara jumlah kasus positif Covid-19 di Sumsel pada 24 September 2020 bertambah menjadi 5.690 kasus usai mendapatkan tambahan 83 kasus positif. Sehari sebelumnya, total kasus positif pada angka 5.607 kasus.
• Tiap Malam Salat Tahajud Aktivitas 64 Santri yang Terpapar Covid-19 di Lubuklinggau
Adapun jumlah pasien sembuh mendapatkan tambahan 32 kasus sehingga keseluruhan sembuh yakni 4.093. Sementara itu, untuk kasus meninggal juga mengalami tambahan satu kasus sehingga saat ini menjadi 331 kasus.
Pasca adanya kluster Covid-19 di dua pondok pesantren (Ponpes) Kota Lubuklinggau membuat Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 kota setempat berkeliling melakukan silaturahmi, Kamis (24/9/2020).
Kunjungan tersebut dipimpin Wakil Wali Kota Lubuklinggau bersama Kodim 0406, Polres Lubuklinggau, Kemenag, dan Sat Pol PP. Dalam kunjunganya Satgas ini mengingat semua pesantren ketat menerapkan protokol kesehatan (Prokes).
Walikota Lubuklinggau, SN Prana Putra Sohe melalui sambungan telpon di hadapan para pimpinan Ponpes se-Kota Lubuklinggau meminta, semua pondok meningkatkan pengetatan Prokes di Ponpes masing-masing.
• Paling Berisiko, Inilah 5 Lokasi Jadi Sumber Penyebaran Covid-19: diantaranya Pasar Tradisional
"Kalau kena (Covid-19) tidak bisa tidak diisolasi karena sangat berat, apabila dibiarkan orang pondoknya bahaya juga, iya kita sehat tapi yang lain bagaimana," kata Walikota Lubuklinggau ini
Menurutnya, pandemi Covid-19 ini tidak akan selesai dalam waktu dekat, melainkan akan terjadi dalam rentan waktu lama, bahkan, bisa sampai Desember mendatang atau tahun depan.
"Kita tahu semua pondok (di Lubuklinggau) tidak ada yang representatif untuk kamarnya, ada yang isinya 10 orang, 6 orang, bahkan ada yang tidak punya ventilasi sama sekali," ujarnya.
Untuk itu, atas dasar pertimbangan keselamatan semuanya itu. Baik untuk para santri, ustad dan ustazahnya, sebab Covid-19 ini tidak pandang bulu sikaya, miskin bahkan pejabat sekali pun.
• Polres Muara Enim Launching Tim Hunter Covid-19, Putuskan Mata Rantai Virus Corona di Zona Merah
"Corona ini tidak pandang bulu disaat kita lemah, dia (corona) masuk, habis semuanya bupati saja kena, wali kota kena, ada yang sampai meninggal dunia malahan," ungkapnya.
Sementara disisi lain saat ini Pemerintah bila tidak bergerak maka dianggap pemerintah tidak bekerja, dan tidak ada upaya melakukan pencegahan, apalagi sampai mengalami kenaikan hingga mencapai 500 kasus.
"Apa kata orang-orang. Naik sehari 40 kan bisa bahaya, itu yang kita tidak inginkan, itulah saya mintak tolong Pak Kapolres, Pak Dandim dan Wawako, sementara ini juga tolong siapi vitamin untuk penyehatan yang terkena ini," ujarnya.
Sedangkan, disatu sisi lainnya saat ini anggaran Pemkot sangat terbatas, tidak semua santri bisa dilakukan swab test karena keterbatasan anggaran. Jadi saat ini tujuannya bukan hanya menyehatkan tapi yang paling utama adalah keselamatan.
"Saya yakin yang kena itu tidak ada yang demam, dikala sakit masuk sama seperti saya, (corona) masuk habis kita," katanya. (oca/mg3/joy)