Berita Palembang

Kehidupan Nenek Jamilah, Warga Miskin di Palembang yang Tinggal Sendirian di Gubuk Macan Lindungan

Seorang nenek, bernama Jamilah, berusia sekitar 80 tahun yang menempati sepetak rumah yang kurang layak di Tanjung Bubuk, Macan Lindungan, Palembang

Penulis: maya citra rosa | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM/Maya Citra Rosa
Seorang nenek, bernama Jamilah, berusia sekitar 80 tahun yang menempati sepetak rumah di daerah Tanjung Bubuk, Macan Lindungan, Palembang 

Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Seorang nenek, bernama Jamilah, berusia sekitar 80 tahun yang menempati sepetak rumah yang kurang layak atau gubuk di daerah Tanjung Bubuk, Macan Lindungan, Palembang.

Rumah yang berdiri di atas tanah milik orang lain tersebut terbuat dari papan triplek, dengan ukuran panjang dan lebar sekitar 3 meter saja.

Sudah sekitar 4 tahun Nenek Jamilah tinggal di rumah tersebut, dia hanya bisa makan sehari-hari dari pemberian oleh tetangga maupun bantuan sosial yang datang.

Selebihnya, Nenek Jamilah hanya bisa beraktivitas di sekitar rumahnya, karena sudah tidak kuat lagi berjalan jauh.

Bahkan untuk mengambil air dari sumur yang berjalan sekitar 10 meter dari rumahnya ia tidak sanggup, hal ini karena kakinya sudah mulai sakit-sakitan.

Kisah Seorang Pemulung di Palembang yang Curi Terali Demi Biaya Istri yang Lumpuh, Anak Saya 2 Tahun

Kisah Pasutri di Palembang Sukarela Semprot Disinfektan, Uang dari Masjid Diam-diam Masuk Kotak Amal

"Sehari-hari ya sendirian, kadang makan diantar oleh tetangga, beras juga dapat dari zakat atau pemberian orang," ujarnya saat ditemui bersama Tim Yayasan Bina Qolbu, Minggu (20/9/2020).

Nenek yang sebelumnya tinggal di Sungai Putat, Tangga Buntung ini dulu memiliki tanah sepetak, namun sudah dijual sang anak pada saat itu.

"Anak saya ini ada 9, tapi sudah banyak yang meninggal, ini tinggal dua, satu rumahnya di sebelah, satunya lagi ada jauh," ujarnya.

Salah seorang anaknya, Farida yang juga memiliki kondisi rumah hampir sama dengan ibunya, Nenek Jamilah, hanya memiliki pekerjaan dengan berkebun di sekeliling rumahnya.

Namun penghasilan berkebun yang dijual tersebut tidak juga mencukupi untuk makan sehari-hari.

"Hasil kebunnya sedikit, dijual juga tidak terlalu mencukupi," ujar Farida.

Cerita Berahim Merasa Mimpi di Siang Bolong Saat Tahu Rumahnya Dibedah Kodim 0404/Muara Enim

Cerita Dr Dewi Jartika yang Tes CPNS di OKI, Peraih Nilai Tertinggi Formasi CPNS Tenaga Kesehatan

Oleh karena itu, bulan ini Yayasan Bina Qolbu sudah mendatangi setidaknya 50 kepala keluarga yang dianggap layak untuk mendapatkan paket bantuan.

Koordinator Divisi Sosial Yayasan Bina Qolbu, Ahmad Fahrurrozi Sampala mengatakan sejak Tahun 2018 lalu sudah fokus pada pembagian paket bantuan sosial tersebut secara rutin setiap bulannya.

Bantuan berupa beras, mie, minyak, dan kecap tersebut disalurkan berdasarkan survey yang mencari langsung keluarga atau orang-orang yang dianggap paling membutuhkan.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved