Masyarakat Mulai Anggap Remeh, WHO Peringatkan Wabah Covid-19 Meningkat dengan Cepat dalam Fase Baru
WHO kembali memperingatkan wabah Covid-19 yang kembali meningkat dengan cepat, berada di fase yang baru dan berbahaya.
Alasannya, mereka menerapkan lockdown selama 10 pekan yang menggerus ekonomi dan menyebabkan krisis kemanusiaan.
New Delhi mempertahankan instruksi tersebut.
PIhaknya menjelaskan mereka berusaha melindungi 1,3 miliar warganya dari dampak yang lebih besar.
Dalam pidatonya di televisi, Modi menerangkan bahwa pengorbanan yang dilakukan rakyat sudah menyelamatkan negara.
Namun, pakar berpendapat lain.
"Saat ini, kami tengah duduk di bom waktu yang terus berdetak," kata Dr Harjit Singh Bhatti, President Progressive Medicos and Scientists Forum.
Dalam pandangannya, mencabut karantina wilayah terlalu dini hanya akan menyebabkan penambahan kasus dan juga korban meninggal.
"Kecuali pemerintah menggunakan anggarannya untuk meningkatkan layanan kesehatan, semuanya tak berubah."
"Kematian akan terus terjadi," ujar dia.
Sementara itu, dilansir dari dari worldometers.info pukul 16.00 WIB, kasus Covid-19 di seluruh dunia Sabtu (13/6/2020) yakni mencapai 7,751,899 kasus.
Sementara itu kematian akibat Covid-19 kini berjumlah 428,488 jiwa.
Jumlah pasien sembuh kini berada di angka 3,973,203 orang.
Berdasarkan data, jumlah kasus aktif saat ini berjumlah 3,350,208 kasus.
Sejauh ini Amerika Serikat masih menjadi pemuncak dalam jumlah kasus Covid-19.
Terdapat 2,117,027 kasus Covid-19 di Negeri Paman Sam.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul WHO: Hati-hati, Wabah Covid-19 Kembali Meningkat Cepat// Tribunewsmaker dengan judul Masyarakat Santai, WHO Peringatkan Wabah Covid-19 Meningkat dengan Cepat, di Fase Baru & Berbahaya