Masyarakat Mulai Anggap Remeh, WHO Peringatkan Wabah Covid-19 Meningkat dengan Cepat dalam Fase Baru

WHO kembali memperingatkan wabah Covid-19 yang kembali meningkat dengan cepat, berada di fase yang baru dan berbahaya.

Kompas.com
Ilustrasi Corona 

SRIPOKU.COM - Sampai dengan saat ini Virus Corona masih menjadi isu penting yang diperhatikan masyarakat.

Hampir 4 bulan lamanya masyarakat Indonesia berperang melawan Virus Corona atau Covid-19.

Di Indonesia, 1.226 penambahan kasus baru Covid-19 nasional pada Sabtu, 20 Juni 2020.

Sehingga total kasus virus corona di Indonesia menjadi 45.029 orang.

Total pasien sembuh yakni 17.883 orang.

Sedangkan pasien meninggal sebanyak 2.429 orang.

Baru-baru ini, muncul pengumuman dari WHO yang mengungkapkan jika virus Corona tengah meningkat.

Padahal, masyarakat kini lebih santai menghadapi virus Corona.

Prakiraan Cuaca BMKG Kota Palembang Hari Ini Minggu 21 Juni 2020,Siang Berawan Tebal, Malam Hujan

Deretan Mantan Preman dan Gangster Ini Pilih Hijrah, Ada Seorang Preman Tanah Abang Paling Ditakuti

WHO kembali memperingatkan wabah Covid-19 yang kembali meningkat dengan cepat, berada di fase yang baru dan berbahaya.

Wabah virus Corona masih belum menunjukkan tanda henti.

Badan Kesehatan Dunia ( WHO) memperingatkan bahwa saat ini wabah virus corona yang menyebabkan munculnya penyakit Covid-19 kembali meningkat cepat dan telah berada di tingkat fase yang baru dan berbahaya.

Lebih dari 150.000 kasus infeksi baru virus corona dilaporkan ke badan kesehatan global itu pada Kamis lalu, menurut NZ Herald.

Angka tertinggi yang terjadi dalam satu hari sejauh ini, menurut Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Konferensi Pers di Jenewa, Jumat (20/6/2020).

"Hampir separuh dari kasus-kasus yang dilaporkan berasal dari Amerika, dengan angka tinggi yang juga dilaporkan dari Asia Selatan dan Timur Tengah," ujar Tedros.

Tedros juga mengatakan bahwa dunia saat ini tengah memasuki fase baru dan berbahaya di mana banyak orang disarankan untuk tetap lebih banyak di rumah.

"Banyak negara sangat bersemangat untuk kembali membuka masyarakat dan ekonomi mereka. Namun virus ini masih menyebar dengan cepat, masih mematikan dan kebanyakan orang masih sangat rentan," ujarnya.

Virus corona di Beijing kemungkinan 'diimpor'

Menurut Dr Michael Ryan dari WHO, virus corona di Beijing saat ini kemungkinan diimpor. Data genom yang diterbitkan oleh China pada Jumat menunjukkan bahwa virus berbagi beberapa kesamaan dengan galur virus yang ada di Eropa.

Namun, bukan berarti menurut Ryan, virus itu diimpor dari Eropa. "Ketika kita berbicara tentang galur virus di Eropa, kita harus berhati-hati," katanya.

"Ada berbagai galur yang beredar, tetapi jujur saja, galur virus telah berpindah di seluruh dunia.

Misalnya jika Anda pergi ke New York, banyak virus yang beredar di New York berasal dari Eropa. Bahkan tempat-tempat seperti Jepang telah mengimpor ulang kasus-kasus infeksi dari Eropa."

Meski begitu, Ryan mengatakan bahwa bukan berarti Eropa adalah asal mula penyakit Covid-19. "Maksudnya, kemungkinan besar penyakit itu diimpor dari luar Beijing," ujar Ryan.

Orang Suci di India Meninggal karena Corona Usai Klaim Bisa Sembuhkan Covid-19 dengan Cium Tangan

Beredar kabar orang suci yang meninggal karena virus corona.

Kabar ini jadi perbincangan hangat setelah orang suci tersebut mengklaim bisa menyembuhkan Covid-19 dengan cium tangan pasien positif corona.

Ia adalah seorang pria tantra dari Ratlam, di Negara Bagian Madhya Pradesh.

Pria tersebut menyatakan, dia bisa memusnahkan beban hidup pengikutnya dengan mencium tangannya.

Tak cukup sampai di situ, pria tersebut juga mengklaim ritual cium tangan bisa efektif terhadap pasien Covid-19.

Walaupun wabah tersebut sebenarnya menular lewat tetesan di mulut atau hidung.

Berita ini dibenarkan oleh departemen kesehatan setempat.

Mereka menyatakan, si orang suci itu terinfeksi virus corona pada 3 Juni 2020.

Ia meninggal dunia satu hari setelahnya.

Mengutip dari Kompas.com, otoritas India mulai melacak siapa saja yang kontak dengan pria itu dan menerapkan swab test ke 40 orang.

Hasilnya, 20 sampel terbukti positif, termasuk tujuh orang anggota keluarga si orang suci itu.

Petugas swab test Ruchika Couhan meminta praktik serupa jangan sampai terulang kembali karena dirasa begitu berbahaya.

Apalagi, sekarang India tengah berada dalam ancaman gelombang baru.

Badan kesehatan lokal disebut mengidentifikasi 29 orang yang melakukan "praktik pengusiran virus corona" dan mengarantina diri mereka sendiri.

India sendiri hingga saat ini sudah melaporkan 298.283 kasus Covid-19.

Dengan 8.398 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Meningkatnya infeksi terjadi setelah pemerintah mulai melonggarkan aturan lockdown.

Pada hari Kamis (11/6/2020), mereka mencatatkan 10.000 kasus.

Rumah sakit di kota besar seperti Mumbai, New Delhi, dan Chennai mulai kewalahan dengan membeludaknya pasien virus bernama resmi SARS-Cov-2 itu.

Para ahli kemudian memprediksi, India belum akan mencapai puncak dari pandemi virus corona sebelum akhir Juli mendatang.

Lonjakan kasus tersebut terjadi di tengah rencana pemerintah membuka lagi restoran, pusat perbelanjaan, hingga tempat ibadah di sebagian tempat.

Seperti diketahui, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi sampat dikritik oleh masyarakat.

Alasannya, mereka menerapkan lockdown selama 10 pekan yang menggerus ekonomi dan menyebabkan krisis kemanusiaan.

New Delhi mempertahankan instruksi tersebut.

PIhaknya menjelaskan mereka berusaha melindungi 1,3 miliar warganya dari dampak yang lebih besar.

Dalam pidatonya di televisi, Modi menerangkan bahwa pengorbanan yang dilakukan rakyat sudah menyelamatkan negara.

Namun, pakar berpendapat lain.

"Saat ini, kami tengah duduk di bom waktu yang terus berdetak," kata Dr Harjit Singh Bhatti, President Progressive Medicos and Scientists Forum.

Dalam pandangannya, mencabut karantina wilayah terlalu dini hanya akan menyebabkan penambahan kasus dan juga korban meninggal.

"Kecuali pemerintah menggunakan anggarannya untuk meningkatkan layanan kesehatan, semuanya tak berubah."

"Kematian akan terus terjadi," ujar dia.

Sementara itu, dilansir dari dari worldometers.info pukul 16.00 WIB, kasus Covid-19 di seluruh dunia Sabtu (13/6/2020) yakni mencapai 7,751,899 kasus.

Sementara itu kematian akibat Covid-19 kini berjumlah 428,488 jiwa.

Jumlah pasien sembuh kini berada di angka 3,973,203 orang.

Berdasarkan data, jumlah kasus aktif saat ini berjumlah 3,350,208 kasus.

Sejauh ini Amerika Serikat masih menjadi pemuncak dalam jumlah kasus Covid-19.

Terdapat 2,117,027 kasus Covid-19 di Negeri Paman Sam. 

Sebagian artikel ini telah tayang di  Kompas.com dengan judul WHO: Hati-hati, Wabah Covid-19 Kembali Meningkat Cepat// Tribunewsmaker dengan judul Masyarakat Santai, WHO Peringatkan Wabah Covid-19 Meningkat dengan Cepat, di Fase Baru & Berbahaya

Sumber: TribunNewsmaker
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved