Virus Corona di Sumsel
Cerita Tenaga Medis RSMH Palembang yang Menangani Pasien Covid-19 Hingga Kekhawatiran Keluarga
Kekhawatiran tertular Covid-19 juga dirasakan para sopir ambulance yang biasanya mengantar pasien yang belum diketahui positif atau tidak.
Penulis: maya citra rosa | Editor: Sudarwan
Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Wabah virus corona atau corona virus disease 2019 (Covid-19) belum hilang Lebaran Idul Fitri 1441 H tiba.
Setiap hari terjadi penambahan jumlah warga yang terinfeksi atau positif covid-19.
Di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sehari sebelum Idul Fitri, Sabtu (23/5/2020), tercatat terkonfirmasi 725 kasus positif covid-19, meninggal 23 orang dan sembuh 100 orang.
• Seorang Tenaga Medis Curhat Kadang Mikir Indonesia Terserah, Tapi Akui Bertahan dengan Alasan Haru!
• Alhamdulillah! Kabar Gembira dari Jokowi di Tengah Pandemi Corona, Anak Indonesia Temukan 5 Obat Ini
• Diusir Kapolda Jawa Timur Dari Rapat Covid-19 Gegara Tidur, Kapolsek Gubeng Diminta Menghadap Propam
Sementara di seluruh Indonesia data yang tercatat hingga Sabtu (23/5/2020) pukul 12.00 WIB adalah terkonfirmasi 21.745 atau ada penambahan 949 Kasus.
Jumah yang dirawat 15.145 atau 69,648% dari terkonfirmasi.
Jumlah meninggal dunia 1.351 atau 6,213% dari terkonfirmasi.
Sementara jumlah yang sembuh adalah 5.249 atau 24.139% dari terkonfirmasi.
Bicara soal pasien positif covid-19, tentu tak lepas dari peran para tenaga medis.
Berikut ini cerita para tenaga medis yang bekerja di RSUP dr Muhammad Husein Palembang atau RSMH Palembang.
• 13 Kecamatan di Palembang Kasus Transmisi Lokal Covid-19, Total Ada 417 Pasien Positif Corona
• Dua Media Asing Soroti Angka Peningkatan Covid-19 di Indonesia dan Muslim yang Ramai Berbelanja
• Dua Media Asing Soroti Angka Peningkatan Covid-19 di Indonesia dan Muslim yang Ramai Berbelanja
Seiring terus bertambahnya jumlah pasien positif covid-19, tenaga medis yang harus tetap berada di rumah sakit pun jumlahnya ditambah.
Mereka harus merelakan waktu dan tenaganya untuk merawat pasien Covid-19.
Wakil Ketua PIE RSMH, dr Harun Hudari SpPD mengatakan tentu saja ini adalah risiko yang harus dilakukan oleh tenaga medis di seluruh Indonesia bahkan dunia.
Banyak sudah kasus perawat dan dokter yang harus kehilangan nyawanya karena kekurangan Alat Pelindung Diri (APD).
Donasi APD sangat dibutuhkan karena ketersediaan APD menjadi hal yang perlu untuk dipastikan selalu ada.
• Viral Video Seorang Kenakan Hazmat Teriak-teriak di Jalan, Sindir Banyak Warga Belanja Baju di Mal
• Ini Nama 10 Tenaga Medis RSUD Rabain Muaraenim yang Dinyatakan Negatif Covid-19 Pasca Tes Swab
"APD yang memenuhi standar langka di pasaran," ujarnya dalam youtube Humas RSMH Palembang.
Tidak hanya tenaga medis, banyak tim lainnya yang bekerja di rumah sakit ikut terlibat dalam penanganan Covid-19.
Radiografer, tenaga laboratorium pengambil swab pasien, tenaga kebersihan, tenaga nutrisi, security dan tim supporting lainnya.
Direktur SDM Pendidikan dan Penelitian RSMH Palembang, Dr MSY Rita Dewi, Sp. A(K), MARS mengatakan jumlah SDM di RSMH Palembang yang bekerja untuk penanganan Covid-19 kurang lebih mencapai 200 orang petugas.
"Terbagi menjadi dua tim, tim medical support dan management support," ujarnya.
Petugas laboratorium juga yang paling sering kontak dengan pasien positif Covid-19, dalam sehari sampai 8 sample.
• Kondisi 13 Pasien Covid-19 di ODP Center OKI Terus Membaik, Kuncinya: Semangat dan Selalu Ceria
• Seorang OTG di OKU Timur Terinfeksi Covid-19, Kini Isolasi Mandiri di Kecamatan Belitang Jaya
• 6 Warga PDP Covid-19 Menjalani Isolasi di RS Siti Aisyah Kota Lubulinggau Sumsel Dinyatakan Sembuh
Sering mendapati pasien yang positif, awalnya para petugas takut dan bingung, namun setelah beberapa kali sudah mulai terbiasa.
dr. Nelda Aprilia Salim, SpPD, anggota Tim Penyakit Infeksi Emerging (PIE) RSMH juga hanya bisa bekerja secara ikhlas dan selalu menjaga diri agar ber-APD lengkap.
Dari kasus Covid-19 pertama di Sumsel dirinya sudah ikut dalam penanganan pasien.
"Meski awalnya keluarga tidak setuju, namun ini sudah menjadi tugas kami sebagai dokter," ujarnya.
Kekhawatiran tertular Covid-19 juga dirasakan para sopir ambulance yang biasanya mengantar pasien yang belum diketahui positif atau tidak.
Sering kali setelah mengantar pasien, seminggu kemudian baru mengetahui bahwa pasien tersebut positif Covid-19.
Keselamatan sopir ambulance juga harus terjamin dalam menjalankan tugasnya.