Liputan Eksklusif

Oknum RT Pungli Biaya Pasang Jargas Subsidi, Satu Rumah Dipungut Rp 5 Juta

Tak sedikit calon pelanggan yang tiba-tiba galau hingga tak berminat untuk pemasangan Jargas karena beberapa alasan.

Editor: Soegeng Haryadi
DOK. SRIPO
Satu Rumah Dipungut Rp 5 Juta 

PALEMBANG, SRIPO -- Kota Palembang menjadi salah satu daerah yang mendapatkan bantuan pemasangan instalasi jaringan gas (Jargas) kota dari Kementerian ESDM sejak tahun 2018, Selasa (17/3).

Namun sayangnya, meski sudah didata untuk mendapatkan bantuan pemasangan Jargas, namun tak sedikit calon pelanggan yang tiba-tiba galau hingga tak berminat untuk pemasangan Jargas karena beberapa alasan.

Salah satu alasan masyarakat enggan memasang jargas lantaran mereka sering dipungut uang pasang hingga jutaan rupiah oleh oknum RT dan kelurahan setempat.

Rencana Palembang Menambah Jaringan Gas 6000 SR Melalui PT SP2J Dpat Respon dari BPH Migas

Video: Hampir Setahun Menggunakan Jaringan Gas, Wardi Mengaku Lebih Baik Dibandingkan Gas Tabung

Cerita Lurah Tuan Kentang,Yakinkan Warganya Pasang Gas, Kini Ada Ribuan Pelanggan Jargas

Pungutan liar tersebut cukup meresahkan masyarakat kota pempek, sebab dari pihak terkait menetapkan gas alam itu gratis biaya pemasangan hanya cukup membeli token Rp 20 ribu.

Tika, salah seorang warga Puncak Sekuning Palembang mengaku di kampungnya sudah sebagian warga yang telah memasang jargas di rumahnya. Namun ia sampai saat ini masih berpikir ulang melakukan pemasangan, lantaran RT tempatnya tinggal meminta uang Rp 3,5 juta kepadanya jika ingin dilakukan pemasangan jargas.

"Kalau saya sampai sekarang belum mau masang. Karena RT kami minta uang Rp 3,5 juta, padahal kan biaya pasang itu gratis," jelasnya.

Menurutnya, RT setempat bersama oknum pegawai kelurahan sudah bersekongkol untuk melakukan pungli. Upah pemasangan pun kerap kali bervariasi diminta oleh si oknum RT alias bisa dilakukan lobi-lobi, tergantung dari seberapa kaya warga. Makin kaya warga yang minta dipasangkan gas alam, maka makin besar pula harga yang dipatok.

"Di kampung kami malah ada yang malah diminta Rp 4 juta untuk masang. Jika kita dengan RT atau keluarganya cukup bayar ongkos rokok saja tidak sampai jutaan rupiah," ungkap wanita ini.

Hal senada juga diakui oleh Indri warga KM 9 Palembang. Di tempatnya tinggal, bagi masyarakat yang hendak memasang jargas akan diminta uang hingga Rp 5 juta.

Uang tersebut diakui oleh oknum RT setempat diminta petugas kelurahan untuk biaya pemasangan jargas. Mirisnya, uang yang dibayarkan itu tak mendapatkan kuitansi atau surat resmi bahwa pungutan pemasangan jargas mencapai jutaan rupiah merupakan legal.

"Uang nya kita bayar di muka tetapi pemasangannya masih menunggu giliran. Mendingan tetap gas pakai biasa saja si melon. Satu bulan pemakaian hanya dua tabung tidak sampai Rp 50 ribu," ungkap wanita berhijab ini.

Berbeda dengan di Seberang Ilir, di Seberang Ulu warga masih enggan memang jaringan gas ke rumah karena dalih keamanan. Sambungan gas yang langsung masuk ke dalam rumah layaknya pipa PDAM, membuat sejumlah warga khawatir jika terjadi ledakan dampak yang ditimbulkan akan sangat berbahaya.

"Di daerah kami ini sering terjadi kebakaran yang disebabkan oleh gas. Nah, apalagi jargas ini kan jaringannya panjang saya takut kalau meledak akan membuat ledakan besar," ungkap Madon warga Seberang Ulu I.

Selain soal keselamatan, bapak dua anak ini juga mengaku enggan memasang jaringan gas dikarenakan harus melakukan renovasi rumah kembali. Dimana untuk sambungan gas dimasukkan ke dalam rumah harus dilakukan pembobokan beton terlebih dahulu.

"Belum lagi kita harus renovasi rumah setelah dipasang jargas. Itulah alasan kenapa saya sampai sekarang belum mau dipasang," terang pegawai swasta ini.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved