Breaking News

“Konsep Pahala dan Dosa”

Dalam sistem menegement modern dikenal istilah “reward and punishment”.

Editor: Salman Rasyidin
zoom-inlihat foto “Konsep Pahala dan Dosa”
ist
John Supriyanto

Namun, bila melanggar, akibatnya adalah ditariknya semua fasilitas yang sebelumnya telah diberikan. Itulah sebabnya seketika Adam dan Hawa menjadi telanjang dan akhirnya mengambil dedaunan untuk menutupi auratnya ketika melanggar aturan Tuhan, hingga pada akhrinya terusir dari surga.

Oleh sebagian ulama’ tafsir kisah ini dianggap drama dan rekayasa Tuhan untuk menempatkan Adam dan Hawa di bumi, sebagaimana tujuan utama penciptaannya (Qs. Al-Baqarah : 30).

Meski demikian, kisah ini juga menunjukkan tentang dosa pertama kali manusia dalam sejarahnya.

Konsep pahala dan dosa adalah salah-satu metode pendidikan dan pengajaran Tuhan pada manusia agar menjadi hamba yang baik dan selamat dalam kehidupannya.

Dalam Islam, konsep ini justru dijelaskan sangat detail bahkan sampai pada hitung-hitungan angka.

Sebut saja misalnya membaca Al Qur’an yang imbalan pahalanya dihitung perhuruf “barangsiapa yang membaca satu huruf Al Qur’an, maka baginya 10 pahala”.

Bahkan, dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa kalimat “alif-lam-mim” itu tidak dihitung 1 huruf, tapi “alif” 1 huruf, “lam” 1 huruf dan “mim” 1 huruf.

Be­gi­tu pula pahala shadaqah yang dianalogikan dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai dan tiap-tiap tangkat berisi 100 butir (Qs. al-Baqarah : 262). Dosa-pun ter­nyata demikian.

Hukum qishash misalnya, 1 pukulan dibalas dengan 1 pukulan, 1 nyawa dibalas dengan 1 nyawa pula.

Pun begitu, ketika seseorang mencuri, mencuri ka­li pertama dibalas dengan potong tangan kiri, mencuri kedua diqishash dengan po­tong kaki kanan.

Jika mencuri ketiga kali maka dipotong tangan kanan dan se­lan­jutnya akan dipotong kaki kiri bila melakukan perbuatan yang sama ke empat kali.

Iming-iming pahala dimaksudkan agar manusia gemar dan semangat untuk berbuat baik, sebaliknya iming-iming dosa dan hukuman bertujuan agar manusia takut melanggar aturan.

Ketika terjadi perang Uhud di masa Rasulullah Saw., -perang yang berakhir dengan kekalahan di pihak Islam- motivasi jihad yang terbangun di sebagian pasukan Islam adalah mendapatkan harta rampasan perang atau ghanimah.

Hal ini wajar, mengingat pada perang Badar setahun sebelumnya, meski dengan jumlah pasukan yang tidak seimbang (313 tentara muslim menghadapi 1000 tentara musyrik)- pasukan Islam mendapatkan banyak ghanimah dengan kemenangan telak).
Motivasi ini ternyata diapresiasi oleh Allah Swt. dalam Qs. Ali Imran : 145 “barangsiapa menginginkan pahala dunia -dalam konteks ayat ini adalah ghanimah, Kami akan berikan darinya dan barangsiapa menginginkan pahala akhirat Kami (juga) akan berikan darinya”.

 Artinya, ibadah yang didorong atas keinginan mendapatkan keuntungan duniawi adalah suatu hal yang wajar, lumrah dan sah-sah saja.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved